Sarapan bersama oh romance tercipta di antara kita…


Sarapan bersama, oh, romance tercipta di antara kita. Betul-betul kebersamaan yang erat. Karena ia mampu mengakrabkan hati kita, agar lebih dekat. Hanna walmarjan, teman sarapanku pagi ini. Nah, kan Hanna baru pulang dari kampung halaman beliau, Garut tercinta, kota penghasil dodol dan dorogdog, tuch. Nah lagi… Kali ini, Hanna bawa buah tangan berupa makanan khas yang tadi itu. Lalu, pagi ini, Hanna berbagi. Yes! Beliau membaginya pada kita-kita di sini. Kemudian, kami menikmatinya bareng-bareng. Tepatnya pagi ini.

Ada satu hal berkesan bagiku, ketika sepotong dorogdog berhasil ku santap. Hup! Lep! Beberapa saat kemudian, kriuknya, mulai terdengar. Lalu, saya menikmatinya. Untuk selanjutnya lagi, saya sempat bilang ke Hanna, sambil mempamerkan wajah sumringah. 😀 “Han, seperti ada gempa di kepala, ya. Karena kriuknya yang hebat!”. Lalu, Hanna yang tadinya menunduk, segera mengangkat kepala beliau. Hingga wajah nan lembut itu menatapku. Penasaran plus kaget. Ya, begitu ekspresi yang saya tangkap dari tatapan mata teduh milik sahabatku. Ya, beliau adalah sahabatku semenjak beberapa tahun terakhir, di kota ini. Bandung, nan damainya mampu menyemarakkan jiwaku. Lalu beliau mengucap sebait kalimat begini, “aHa.,?! Emang kenapa, Bun?”. Sedangkan saya pun tersenyum-senyum seraya menghabiskan sisa menu yang masih ada. “Kriuknya…”, saya mengulangi. Lalu Hanna tertawa, senyum lalu berkata, “Eheheee… 😀 Ada-ada ajah”. Kemudian menu pun menghilang dari piring kami masing-masing, seiring dengan berjalannya waktu.

Setelah sarapan usai, kami pun bubaran sejenak, untuk membereskan peralatan yang tadi kami manfaatkan dengan optimal. Ya, mencuci piring sampai bersih mengkilap. Cling…! Tink..Tink.. Hingga ia bersinar, secerah mentari, pagi ini.
Setelah aktivitas bersih-bersih usai. Saya pun menjumpai sahabat berbagi, di istana hati. Ku raih handphone mini nan lucu ini. Warna silvernya, seringkali menggetarkan hatiku saat menatapnya. Karena di dalamnya, tersimpan data-data penting tentang seorang “aku”. Aku? Lagi-lagi ku bertanya tentang siapa aku? Ya, aku yang sampai saat ini, masih ada di dunia. Ada bersamamu, teman.

Ketika saya sedang asyik mengurai kata, untuk menyusun huruf demi huruf di lembaran “My Surya, Sahabat Berbagi”. Tiba-tiba Hanna menemuiku. Beliau menyapaku, “Bun…”. Aku yang kebetulan sedang berada dalam posisi membelakangi pintu, segera berpaling. Lalu menoleh ke Hanna. Jelas ku lihat, beliau mengulurkan tangan kanan nan pemurah itu. Sambil tersenyum, Hanna memberiku sebuah cokelat. Cokelat nan berbungkus plastik berukuran panjang 7,5 cm dan lebarnya 5 cm ini, (saya sempatkan waktu untuk mengukurnya). Plastik bungkusnya, berwarna emas. Ai! Cantiknyaaa?! “Terima kasih, ya Han…”, ucapku seraya menerima cokelat pemberian Hanna walmarjan. Beliau adalah wanita shalehah. Kemudian, Hanna meninggalkanku, untuk meneruskan aktivitas pagi. Sedangkan saya, mengamati bungkus plastik berisi cokelat tadi. Saya sempat membaca judulnya. Sang cokelat bernama “Chocodot”. Artinya, Chocolate with Dodol Garut, Special. Milk rasanya.

@ Dear Mentari . . .
Aku yakin, engkau juga mengajariku, meneladanku untuk gemar berbagi.


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”