Pesan sahabat


Kami Molar and Mills Lake

Kami Molar and Mills Lake (Photo credit: Wikipedia)

Pengalaman yang sangat berharga dalam perjalanan hidup ini adalah tentang suka dan dukanya.  Tanpa mereka (suka dan duka), kehidupan ini tidak akan berwarna, bahkan menjadi hampa saja.  Indahnya warna warni pengalaman itu terasa, bukan yang pernah aku alami saja.  Namun dari pengalaman orang lain, teman-teman dan sahabat, kiranya itu yang terbaik untuk menjadi pengalaman penting bagiku.  Pengalaman bahagia dan sengsaranya dalam berteman.  Hubungan persahabatan yang begitu dekat, hingga akhirnya menimbulkan masalah.  Sebenarnya, bukan sebuah hubungan yang menjadi masalah, tapi kembali lagi kepada diri kita masing-masing dalam menyikapi masalah tersebut.  Begitu pesanku pada sang sahabat, atas suka dan atau duka yang beliau rasakan.

***


Saat ada seorang sahabat lagi jatuh cinta, beliau begitu bahagia dalam menjalani hari-harinya.  Tiada hari tanpa senyuman, tiada hari tanpa berbagi cerita tentang perasaannya saat itu.  Aku yang mendengarkan, ikut berbahagia.  Hari-hariku pun penuh bunga-bunga indah, dan aku sangat menikmatinya.  Alhamdulillah….seakan aku yang sedang jatuh cinta saat itu. Upz…..! betapa indahnya 🙂  Begitulah dalam berteman, suka-suka bersama, tiada hari tanpa bahagia, selalu ada waktu untuk berbagi rasa, bercerita bagaikan kepada keluarga sendiri.  Semua terbuka saja, suka-suka kita.

Saat ada seorang sahabat yang sedang putus cinta, beliau begitu menderita dalam menjalani hari-harinya.  Tiada hari tanpa mengucurkan airmata sendu, sedih, berduka, tiada hari tanpa berbagi cerita tentang perasaannya saat itu.  Aku yang mendengarkan, ikut terharu.  Empati bermunculan, bertebaran di permukaan bumi ini.  Alhamdulillah, terima kasih duka…seakan aku yang sedang putus cinta saat itu. 😦  Itulah indahnya berteman, duka bersama, selalu ada waktu untuk berbagi rasa.
Empati dan peduli dalam berteman, mengokohkan jalinan persahabatan kita.
Hingga saat ini, kita masih begitu, dan selamanya.

Namun, kadang suka dan duka itu datang beriringan.  Seperti saat ini, ada seorang teman yang sedang jatuh cinta, dan ternyata dalam waktu yang bersamaan, teman yang lain sedang patah hati, berduka di tinggal pacarnya.  Lalu aku jadi nya gimana?  Haruskah hatiku terbagi pula? untuk berduka dan bahagia dalam waktu yang sama? Oh tidak.  Aku tetaplah aku, yang bisa menjadi sahabat sejati.  Saat sahabat berduka, aku empati.  Saat sahabat bahagia, aku turut menikmati.  Intinya, tiada yang merasa dirugikan. Suka duka bersama… dan kita bahagia.

***

Olalaaa…….. baru saja ada pesan dari sahabatku yang sedang bahagia dan yang sedang berduka itu, aku diminta untuk menyampaikannya di sini, karena ini sebuah wasiat, maka atas nama persahabatan, aku berbagi:



“Wahai Saudara kami kaum laki-laki, kami perempuan juga punya perasaan.  Bahkan lebih banyak menggunakan perasaan dalam hari-hari kami.  Oleh karena itu, jangan biarkan kami dalam duka yang berkepanjangan, karena cinta semu itu.  Bantulah kami  untuk menghadapi duka yang pedih itu, dengan hati terbuka. Dan tolong pula doakan kami……., agar kami bisa menikmati indahnya rasa suka dengan sempurna.  Agar apa yang kami rasakan ini, tidak sia-sia.”

Terima kasih kami,
perempuan dalam suka, dan
perempuan dalam duka

Semoga sahabat-sahabatku yang saat ini berada dalam suasana berduka dan berbahagia, bisa melewati setiap suka dan dukanya dengan lapang dada, jiwa terbuka. Mampu untuk mengucapkan terima kasih atas kebaikan orang-orang yang telah dan sedang berbuat baik dan rela memaafkan setiap orang yang berbuat tidak baik pada beliau.

Aamin…

🙂


One comment

  1. Pingback: TIAP-TIAP YANG BERJIWA AKAN MERASAKAN MATI. « Blog Archive « Ridwan65's Blog


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”