Aku Cantik Hari Ini


Lagi ngebayangin, "Ekspresi Teh Kie seperti ini".

Lagi ngebayangin, “Ekspresi Teh Kie seperti ini”.

Teman…

Bentang jarak yang memisahkan kita bukanlah halangan untuk saling mengingat, mengingatkan dan menjadi pengingat satu sama lain. Meskipun untuk saat ini, engkau tiada di sisi. Wahai sahabat yang baik. Ya, hari ini engkau berada jauh di sana. Jauuuuuuh sekali. Ai! Sendu hatiku mengingatmu. Beruntai bulir bening membasahi ruang jiwa, setiapkali ku mengingat kebaikan demi kebaikanmu. Nah, semuanya terasa saat ini. Ketika engkau tiada. Wahai, engkau begitu berharga dalam perjalanan hamba di dunia ini.

Teman…

Belumlah begitu lama kebersamaan kita di sini. Namun, keberadaanmu membawa arti tersendiri bagi sejarah diri. Ya, engkau yang mengajarkanku bagaimana mengenali potensi. Engkau yang meneladankan bagaimana cara untuk membawa diri. Pun, engkau yang mencontohiku bagaimana cara untuk berekspresi. Ai! Engkau yang murah berbagi, periang dan baik hati. Saat ini, sedang tergila-gila dengan Lihongkiiiiiii…. (eits, Teh Kie, bagaimana kabarnya saat ini?) Adakah engkau baik-baik saja, friend… 😀

Teman…

Memang benar ya, tidak selamanya kita bersama. Karena setiap kita mempunyai arah dan jalan hidup  masing-masing. Meskipun kita pernah berjumpa dan mengisi waktu bersama. Namun, bukan untuk selamanya. Ketika kita sangat bahagia atas pertemuan yang membahagiakan jiwa. Lalu kita pun mengisi waktu yang ada dengan segala cerita yang tersisa. Untuk selanjutnya, kita perlu bersiap pula untuk sebuah kata bernama “Perpisahan” meski raga. Ya, karena jiwa kita tertaut atas nama hamba-Nya di dunia.

Teman…

Kelak kita pun tahu, tentang makna. Ya, makna yang seringkali hadir dengan wajah-wajahnya yang berbeda. Makna  yang alam-Nya sampaikan kepada kita, meski secara tidak langsung. Namun ketika kita mau memetik hikmah demi hikmah dari segala yang ada, maka kita mampu tersenyum bahagia kapanpun kita menginginkannya. Ya, hari-hari kita menjadi lebih berwarna bersamanya.

Teman…

Ketika mentari belum bersinar lagi hari ini, maka senyuman kita perlu terus mengembang…

Walaupun embun tipis yang berubah wujud menjadi kabut nan menghalangi tatap mata kita semakin merajalela, maka kita perlu menepisnya dengan menata jiwa…

Saat sejuknya embun pagi ini begitu menusuk hingga ke persendian, ia mensegarkan, ketika kita melangkahkan kaki-kaki ini…

***

Lalu, ingatanku menembus hingga ke luar sana. Ya, setelah menatap pegunungan di kejauhan yang basah oleh tetes-tetes hujan nan mengguyur bumi. Ai! “SMS Teh Kie, ah….“.

“Teh Kie nama pacarnya Lee Hong Ki, kan ya?”, pesan terkirim tepat pukul 11.16.

eits… tidak berapa lama kemudian, dering berbunyi dari sang pengirim pesan.

“Iyah. Betul.. betul.. betul.. Haha 😀 Kenapa Teh, tumben tanya pacar q. 😀 “, begini bunyi kalimat balasan yang ku terima. Dalam jeda semenit saja. Ahay… 😀

Lalu, pesan berikutnya terkirim sukses, “Gpp. Yn mau mastiin aja. Bisi ketuker. Hahaa 😀 . Di sini lagi hujan guede Teh.. Trus Yn rindu Teh Kie, trus Yn sms d. Trus Yn mau kerja lagi yaa. See you.”

Kemudian, Teh Kie membalas begini, “Dasarr, hahaha.. 😀 . Yaudah, kerja2. Hihiii… di rumah q mah cm g mendung g panas, gtau efek q baru bangun.. 😀 Semangat2.. ~_^.

***

Hahaay, 😀 Akhirnya, saya kembali tersenyum saat ini. Seraya membayangkan bagaimana ekspresi Teh Kie yang baru bangun pagi. “Selamat rehat ya, Teh. Semoga segera segar dan sehat kembali. I miss you so much, my sista.”

🙂 🙂 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”