Lihatlah, alam pun berduka


Hujan

Hujan

Lengkung cakrawala mulai bersuara,
Sesekali ia berteriak!
Hingga menggemakan persada.

Perlahan, titik-titik air mulai menetes,
Permata kehidupan itu semakin ramai,
Seiring buncah gemuruh jiwanya yang gundah,
Pasrah, karena ia sudah lelah,
Menyerah, karena ia merasa kalah,

Ah…
Bukan begitu semestinya pejuang,
Pejuang tak mengenal pasrah, lelah dan menyerah,

“Hayuu, kita kembali melangkah,” bisik ku di telinganya.

Ku genggam erat tangannya. Tangan yang mulai mengepal itu, kami genggam lebih kuat. Lalu mengangkatnya lebih tinggi, bersama-sama.

Aliran nadinya yang semula melemah, kini mulai hangat. Ya, aliran darahnya kembali normal. Kemudian, kami bersenyuman. Senyuman yang kami pertukarkan untuk berbagi energi.

Ia memang tiada di sisi, namun selalu di hati. Mentari, esok engkau akan bersinar lagi, yaa.

🙂 🙂 🙂 PRASASTI KITA 🙂 🙂 🙂

Engkau yang awalnya satu, kini tak lagi begitu.
Ada yang senantiasa bersamamu dalam melangkah.
Buka mata, lalu melihatlah.
Optimalkan fungsi telinga, lalu mendengarlah.
Raba hati, lalu rasakanlah apa yang sesama rasakan.
Indera penciuman, ada pada hidungmu.
Pedulilah pada lingkungan.
Ada kulit yang membentang luas pada dirimu, itulah alam.
Renungkanlah…”

KITA TETAP SAHABATAN YAH..,
YM :: maryas_y
PADA SUATU HARI CATATAN-CATATAN INI MENJADI PENGINGAT, BAHWA KITA PERNAH BERAKTIVITAS BERSAMA DI DUNIA


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”