Zikir


Aku senang bersama Engkau

Aku senang bersama Engkau

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.” (Q.S Ar Ra’d [13]: 28)

Engkau yang ada di dalam hati ku, membuatnya menjadi tenteram saat mengingat-Mu ya Allah. Ketenteraman yang mendamaikan. Kedamaian yang menyejukkan. Kesejukan yang mensenyumkan. Aku merasakan detak detik waktu menjadi begitu jelas, setiap kali aku menyadari akan hal ini. Seperti detak jantung ku yang timbul dan tenggelam saat ini.

Engkau, tanpa-Mu sungguh tiada kedamaian. Namun bersama-Mu aku damai.

***

Pagi ini adalah pagi yang cerah. Dalam kecerahan yang menaungi alam memang aku belum dapat menyaksikan. Begitu pula dengan sinar mentari yang mulai memancarkan senyuman. Aku juga masih belum melihatnya langsung. Hanya bayangan terang yang menembus tirai dan kaca jendela kamar ku seakan memberitahukan pada ku bahwa mentari sudah tersenyum. Aku pun tersenyum. Bersama senyuman yang menyiratkan kebahagiaan. Aku terharu, karena belum lagi dapat membersamainya hingga pagi ini. Nun di sebuah ruangan yang sunyi aku berada kini. Aku tersimpan jauh di dekat sebuah sudut. Di sudut hati, aku sedang mensuarakan apa yang aku alami dan menyampaikan tentang keberadaan terakhir ku. Aku sedang berselimutkan kedamaian. Aku dalam nuansa penuh ketenteraman.

Banyak suara-suara yang silih berganti di luar sana. Sedangkan aku di sini jauh dalam sepi. Namun suara-suara tersebut sampai ke arah ku. Aku damai. Karena bersama ku Ada Engkau.

***

“Lah sampai dimaa kini? Di permukaan lautan kehidupan, lah baraa jauah palayaran?,” tanyo amak.

“Dari ciek jalan, lah sampai 1/3, satangah, 2/3, atau lah sampai. Lai baransua juo?,” tambah Amak.

Asyiik, diskusi pagi dengan Mentari di hati ku. Amak. Berhubung pada saat yang sama Ayah sedang tidak di rumah. Beliau sedang berada di luar kota, hari ini. Mendengarkan suara beliau, aku segera tersenyum. Ahay… Amak ku yang suka berceria ria mencerita banyak hal. Termasuk mengisahkan tentang harapan beliau. Berhubungan dengan masa depan ku, terutama.

“Ingek-ingek, Nak! Kalau lah sampai ka tujuan agiah tau, Amak. Amak ba nazar. Buliah amak bayia,” pasan Amak.

“Nah! Kalau lah sampai tujuan nan ciek ko, maliek-liek lah nan paralu diliek. Cari kawan untuak bajalan. Nan ba-iman, nan ka maingek-an. Nan punyo tujuan,” iko pasan pasan Amak ciek.

” — are you ok?,” I am asking you, dear.

🙂 🙂 🙂

YM :: maryas_y
Blog :: http//:livelysmile.wordpress.com

Engkau yang awalnya satu. kini tak lagi begitu. Ada yang senantiasa bersamamu dalam melangkah. Buka mata, lalu melihatlah. Optimalkan fungsi telinga, lalu mendengarlah. Raba hati, lalu rasakanlah apa yang sesama rasakan. Indera penciuman, ada pada hidungmu. Pedulilah pada lingkungan. Ada kulit yang membentang luas pada dirimu, itulah alam.
Renungkanlah…”

~ Marya Sy ~


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”