[1 detik.detak.waktu]


1 detik setelah saat ini adalah masa lalu. Dan siapa kita yang sesungguhnya adalah bagaimana kita detik ini. Itulah kita.  Belajar dari masa lalu adalah penting.  Karena ia telah kita lalui.  Sedangkan kejernihan hati dalam menatap masa depan adalah  lebih penting.  Agar kita mampu berhadapan dengannya ketika ia sedang berpapasan dengan kita.  Ya, hadapi.  Jalani detik ini dengan hal-hal yang berarti dan bermakna.  Agar selalu bermanfaat ia.  Hingga nanti saat ia telah menjadi masa lalu, kita dapat kembali mengambil pelajaran berharga darinya.  Atas hadirnya yang belum kita isi maksimal, semoga detik ini  bisa kita isi dengan aktifitas yang lebih penting.  Lalu, saat kita merasa ia telah kita tinggalkan dalam kebermanfaatan, semoga detik ini menjadi lebih baik lagi.  Begitu harapan-harapan yang selalu kita tanamkan di dalam diri kita hendaknya.  Ya. Agar detik ini menjadi berkesan.  Ia ada untuk kita.  Kesengajaannya menyapa kita adalah satu berkah yang paling indah dari Allah subhanahu wa ta’ala.  Lalu, kembali mengisinya dengan senyuman terindah yang kita pernah punya adalah sebuah penghargaan untuk 1 detik ini.  Semoga selalu yang terbaik yang sedang kita upayakan dari waktu ke waktu, yaa… Aamiin ya Rabbal’alamiin… 🙂

Wahai masa lalu, ku tinggalkan engkau bukan berarti aku tidak lagi peduli padamu.  Ku berusaha melupakanmu sambil aku belajar mengumpulkan berkas-berkas pengalaman yang ada padamu.  Ku berpaling darimu, karena aku tidak ingin berlama-lama menatap wajahmu. Karena begitu sayangnya aku padamu.  Ku tersenyum untukmu karena begitu penuh perhatiannya engkau padaku saat dulu kita bersama, engkau sangat berkesan bagiku.  Ku menangis untukmu, karena aku sebenarnya tidak ingin berpisah denganmu.  Namun, kita hanya hambaNya ya…, yang turuti apa mauNya.  Kita jalani apa yang DIA izinkan kita untuk menjalaninya 1 detik saat ini.  Sedangkan dulu, kita telah berjalan bersama-sama dalam iringan kaki yang menapak sejajar, dan sama pula. Ketika engkau melangkahkan kaki kirimu, aku pun begitu.  Saat engkau memajukan kaki kananmu, begitu pula diriku saat itu.  Kita begitu akur dalam damai, menikmati indahnya kebersamaan.  Hingga kini, saatnya aku melangkah dan terus melangkah.  Sedangkan engkau tidak mungkin ku bawa serta, karena memang begitu yang seharusnya, yaa.  Namun, tenang lah… kenangan bersamamu terus menemaniku.  Hingga kini aku masih membawa apa yang memang seharusnya masih layak ku bawa untuk menjadi bekal dalam perjalananku kini.  Bersama ilmu dan pengalaman yang engkau telah titipkan padaku di 1 detik saat itu.  Sebelum aku meninggalkanmu untuk awal perpisahan kita.

Wahai masa laluku, lambaian tanganku kini untukmu, berarti aku sedang mengenang hal-hal berarti tentangmu.  Karena engkau pernah memberi arti bagiku.  Artimu masih ku bawa hingga saat ini. Hadirmu dulu, mampu senyumkan wajahku kini.  Seperti dahulu engkau pun mensenyumkan aku dengan canda tawamu.  Semoga saat ini pun engkau alami hal yang sama ya, tersenyumlah seindah yang kita pernah lakukan dahulu.  Karena aku yakin, engkau masih miliki semua itu dan ia masih ada bersamamu kini.  Agar saat ku kembali berpaling sejenak untukmu, ku dapat tatap senyummu itu dengan senyuman teeerindahku….. 🙂 🙂 🙂

Oia, untuk sementara kita cukupkan dulu ya… reunian kali ini.   Berhubung aku mau melanjutkan langkah-langkah lagi, untuk bergerak di sana di halaman lain yang perlu untuk ku tinggali dengan jejak-jejakku.  Semoga selalu yang terbaik yang tertinggalkan di sini. Sampai berjumpa lagi ya… dalam detik-detik yang lebih indah di sini, meski tidak hari ini, semoga esok atau lusa. “Di masa depankan… itu?,” ungkapmu dalam tatap mata berbinar-binar yang penuh harap. Ya, betuuuullll …. masa depan namanya. Pinter dirimu ya.. Tuch kan, masih saja engkau membuatku terkesan padamu.  Rasanya tidak ingin aku berpisah denganmu.  Berlama-lama dalam pertemuan ini, rasanya menjadi lebih baik fikirku.  Di sini.  Ya.  Bersamamu.  Engkau sangat, sangat, sangat bermanfaat bagiku. Namun, lagi, lagi …  Nobody’s perfect. I am sorry, so sorry for all…., aku perlu segera pergi saat ini, untuk kembali lagi nanti —–> Insya Allah…  😆

🙂 🙂 🙂
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebaik-baik manusia diantaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.”

(H.R. Bukhari)
🙂 🙂 🙂

You raise me up

thank You very much

&

see You later


7 comments

  1. Wahai masa lalu.. ~We are coming to you, now~ sambil membawa senyuman untuk kita tebarkan di sini. 🙂 yang banyak ah.. 🙂 🙂 🙂 🙂 🙂
    Bahagia rasanya, menatapmu membalas senyuman kita dengan lebih indah lagi, saat ini… 😀
    Trims y..

  2. sebuah detik yang menyeratkan sebuah massa perkenangan yang snagat beragambblue suka postinganmu,kawan
    salam hangat dari blue

    iya, 1 detik bersama aneka kenangan, terlarut dalam indahnya sebuah perenungan…..
    Terima kasih ya, Bluethunderheart… 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”