Malam yang indah bertabur bintang di angkasa. Bebintang yang menyebar selayaknya semut-semut kecil itu, mencuri perhatianku. Ada pesan yang ia sampaikan secara tidak langsung terhadapku, khususnya. Yah, karena aku merasakan hal yang demikian. Bagiku, merasakan adalah lebih dari segalanya. :: Hehee.. ::
Selain merasakan, aku juga melihat. Melihatnya yang sedang mengedipkan mata. Tatapan mata yang tak biasa dan membuatku terpesona. Namun aku bahagia di balik semua tatapannya itu. Tatapan yang tidak fokus. Sesekali ia melayangkan arah pandang jauh sekali. Aku mengikuti hingga ke ujungnya.
Dalam sebuah kesempatan, aku mencoba untuk mengalihkan perhatiannya. Namun aku gagal karena ia terlalu penuh dengan konsentrasi dengan dirinya. Walaupun demikian, aku kembali bangkit dari kegagalan yang aku alami. Karena aku masih mempunyai dia sebagai penguat harapanku. Harapan yang hingga saat ini masih ku usaha untuk menjaganya.
Aku menganggapnya sebagai penerang dalam kehidupanku. Berkilau berkerlipan bagai langit malam ini yang penuh dengan bintang. Walau dia bukan cintaku yang pertama namun dia adalah yang utama. Aku sangat yakin. Sangat. Yakinku meninggi seiring dengan bergantinya arah kedudukan mentari. Dari pagi ke siang hingga malam pun datang. Seperti saat ini. Walaupun tanpa mentari yang menyinari, namun ia telah berubah menjadi gemintang di langit hatiku. Hatiku yang telah jauh melangkah “Sewu ati tak takoni, … Tapi masih belum ada jawaban.”
Dan aku masih menyediakan ruang untuk menempatkan jawaban darinya, nanti. Kapankah? Tanya yang ku rangkai, ku titipkan pula pada bintang-bintang di langit. Semoga ketika esok hari menjelang dan para bintang sudah mulai tenggelam, aku kembali teringatkan pada janjinya untuk memberikanku jawaban. Jawaban yang merupakan pertanda bahwa ia tahu aku telah menitipkan tanya untuk ia jawab. Walaupun jawaban itu tidak langsung ia tujukan padaku.
Semoga aku dapat memahami sikapnya yang tidak pernah berubah terhadapku. Pada esok hari.
🙂 🙂 🙂
MY SURYA 