Nah Kalau sudah begini saya tidak mampu ngapa…


Nah. Kalau sudah begini, saya tidak mampu ngapa-ngapain lagi. Kecuali mendengarkan. Karena memang tiada yang mampu saya ucapkan lagi. Dan yang saya mampu? Hanya menikmati ekspresi wajah nan ada dalam pandangan. Ketika ada yang bersuara dengan nada ‘do tinggi’ sedang memposisikan diri beberapa depa di depan mata. Lalu saya pun ngedip-ngedipin peneropong arah yang saya peroleh tanpa biaya ini. Saya sedang berpikir optimal. Hal ini dapat terlihat dari gerakan singkat namun cepat, pada wajahku bagian atas. Dahi terasa maju beberapa sentimeter. Lalu ia pun mengkerut. Menatapku tajam, fokus pada objek yang ada di hadapan.

Lalu, ada perubahan apa lagi pada wajahku? Ya, kedua bibir pun sedang mengatup dan merapat. Lalu sembunyi untuk beberapa lama. Kemudian ia kembali ke wujudnya semula. Tenang.
“Saya sangat kasihan pada seraut wajah yang sedang S-mosi. Kalau nada suara saja sudah meninggi begitu rupa. Maka seperti apa ya? Suasana di istana hati sang penyuara? Yang mampu menjadi jalan untuk membuatku kembali berpikir, sampai sebegininya… 😀 “.

@_¤..Speechless..¤_


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”