Vivid


Jelas terlihat dalam ingatan ku awal kita berpisah. Karena aku ingin meneruskan cita ini. Walaupun di dalam hati ku berat untuk meninggalkan engkau di sana. Kini, aku kembali merasakan nuansa yang sama. Ai! Aku yakin engkau mampu bertahan meski tanpa aku di sisi mu dan memang kita berjauhan raga ‘untuk saat ini’. Namun yakinlah bahwa aku selalu ada dekat dengan mu setiap kali engkau mengingat ku.

Wahai sahabat, aku menyayangimu. Bahkan lebih dari sayang pada diri ku sendiri. Namun aku menyadari bahwa kita berbeda. Masih ada jarak yang menjadi penghalang kebersamaan kita. Semoga ada jalan yang dapat mempertemukan kita kembali, yaa.

Sahabat, mungkin ini bukan surat ku yang pertama buat mu. Namun ini sudah yang kesekian kalinya aku merangkai kalimat khusus buatmu. Apakah lembar demi lembarnya sampai kepadamu di sana? Agar engkau pun tahu apa yang saat ini aku alami. Yach, setiap kali aku menyempatkan waktu untuk mu.

Terus berjuang ya. Aku ada untuk mu. Karena engkau dan aku adalah kita. Kita yang bertemu dengan izin dari-Nya. Kita yang bersua bukan tanpa makna. Apalagi kehadiran kita di dunia, sungguh tidak sia-sia. Engkau pun sama, sungguh berharga bagiku.

Walaupun aku belum dapat menyampaikannya langsung pada mu, namun aku dapat menyampaikan suara hati ku. Ia ada. Ia ada. Ia ada untuk mu.

Wahai sahabat, tolong aku dalam menjaganya selalu. Agar ia tetap dirinya yang engkau tahu.

🙂 🙂 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”