Tersenyumku pada beliau Wajah wajah teduh nan bernafas…


Tersenyumku pada beliau…
Wajah-wajah teduh nan bernafas ringan dan teratur…
Tenang dan damai saat ku menatapi satu persatu…

Kaito, salah seorang sahabatku yang terbaik,
semenjak perkenalan kita beberapa tahun yang lalu, di kota ini…

Mama, ibundanya Kaito…
Saat tadi kita bersua lagi, setelah lama tak jumpa, saya biasa aja. Engga ada yang berkecamuk dalam jiwa ini. Namun kini, saat ku menikmati helaan nafas-nafas beliau nan tertata berirama, sure! Aku mengharu jiwa. Lalu, menguntailah permata kehidupan nan jatuh bergulir, satu persatu.

Wajah Ibundanya Kaito, mengingatkanku pada Ibunda tersayang…
Sapaan lembut beliau tadi, mengenangkanku pada nada pita suara Ibunda yang kini jauh di sana…
Nasihat, celotehan, gurauan, ketegasan, bahkan gerak-gerik beliau, menghadirkan sosok Ibunda di sini…

Bersama deru gemuruh kerinduan dari jiwa,
ku ingin bertatap dalam rasa,
ku ingin beraikan suara jiwa,
ku mau cemerlangkan fikir,

Untukmu wahai sahabat,
rangkaian ini hadir…
Engkau kembalikan simpul senyumku,

@saat Ibundamu adalah Ibundaku juga, wahai sahabat…


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”