Upz Tidak semestinya begitu wahai sahabatku yang baik…


Upz! Tidak semestinya begitu, wahai sahabatku yang baik. Teruslah melangkah, meski belum ada lagi diriku di sampingmu. Karena aku tahu, siapa engkau. Meski baru beberapa persen, memang. Namun, setidaknya. Engkau tak perlu bergantung pada selain-Nya, termasuk padaku sekalipun. Ya. Karena kita hanya hamba-hamba-Nya, yang turuti apa Mau-Nya. So, ketika untuk saat ini engkau harus melangkah dengan kondisi begitu. Rasanya, sah-sah saja, bukan? Ayolah… Sekalipun dengan, “Bersama Kita Bisa”. Bukan berarti yang sebaliknya, kan?

Udah yaa, clear.

Saya telah mengenal siapa engkau. Dan ini berarti, engkau mampu, meski belum ada aku bersamamu. Okeh?

***

Ada banyak rasa rindu nan berceceran di sepanjang detik waktu yang ku jalani, semuanya ada, untukmu.

Takterhitung lagi jumlah tetes air nan menggenangi mata ini. Lalu membanjiri pipi. Karena memang ia tidak dapat dihitung. Kalau benda cair, hanya dapat kita ketahui volumenya, kan? Bukan dihitung. Yes! Kalau gitu, kita nangis aja lebih banyak yuuks. Agar kita dapat merasakan kesejukan kapanpun kita mau. Bersamanya. Huwawaa..Wawaaawa.. Aaaawawawaaaa.. Lha? 😀


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”