Sahabat yang sehati itu pasti saling membantu Karena…


Sahabat yang sehati itu, pasti saling membantu. Karena mereka sehati, maka ketika sahabat yang satunya membutuhkan bantuannya, ia dengan senang hati mengulurkan jemarinya. Menyambut tangan sang sahabat bersama senyuman di wajahnya. Bahkan, sebelum sahabat meminta pun, ia telah berikan tawaran. Agar kembali padanya. Kapanpun sahabat membutuhkan bantuan. Inilah figur sahabat sejati. Eh, sehati. 😀

Langkah-langkahnya ia atur sedemikian rupa. Agar tidak terlalu jauh berjarak dengan sahabatnya. Namun ia tetap bergerak cepat. Untuk meraih harapannya. Pun, ketika sahabatnya tertinggal jauh. Karena belum mampu membersamai gerak langkahnya yang panjang dan gesit. Sesekali ia menyempatkan diri untuk menoleh ke samping, lalu mengedarkan pandang sembilan puluh derajat ke arah yang sama. Dengan demikian, ia dapat menatap sahabatnya dengan jelas. Ia yang sedang melangkah juga. Lalu, mereka saling berpandangan. Mata bertemu mata. Wahai, indahnya. Eits… 😉

Namun tragedi itu tidak berlangsung lama. Karena ia perlu melangkah lagi. Ya, meneruskan perjuangan. Merangkai arah yang telah ia rancang sebelumnya. Kini, ia merealisasikan lagi. Menuju sempurna. Karena ia yakin dan percaya. Bahwa kesempurnaan rencana adalah ketika telah terlaksana semuanya. Sedangkan kematian adalah penghujungnya. So, selagi ia masih bernafas. Itulah proses untuk terus menjalankan ‘planning’. Kini, ia mulai menjalankan rencana baru.

🙂 🙂 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”