Kita bisa merasakan bahagia dengan adanya kesehatan yang…


Kita bisa merasakan bahagia dengan adanya kesehatan yang sedang kita nikmati. Bahagia bersama rasa syukur atas nikmat sehat yang sangat berharga dari-Nya. Hingga menghadirkan ketenangan yang sempurna, sakinah dan menjalani kehidupan dengan penuh ketentraman. Lalu mengisi waktu yang saat ini dengan optimal, sebaik-baiknya.

Usia yang telah pergi tidak akan kembali lagi. Waktu yang telah kita lewati tak bisa terulang lagi. Ia telah menjauh. Berpisah dengan kita. Meninggalkan jejak-jejaknya. Kata-kata yang telah tertinggalkan adalah nasi yang sudah menjadi bubur. Bubur? Saya suka bubur kacang ijo. Lha! Apaan ini… He, 😀

Nasi yang sudah menjadi bubur, bukan berarti belum bermakna. Ia masih berguna. Bubur juga bermanfaat. Bubur adalah makanan yang dapat kita konsumsi sebagai sarapan. Atau untuk kösumsi orang yang lagi kurang fit (atit). Dan ia dapat mengenyangkan beliau. Bukankah bubur sangat fenomenal bagi ‘si pasien’? Termasuk bubur kacang ijo tadi. Yang saya sangat suka padanya. It’s my favourite one.

Lalu, mengapa ya? Ada istilah ‘Nasi telah menjadi bubur…’ Untuk mengungkapkan rasa atas segala yang telah berlalu. Padahal tiada sesuatu yang sedang kita alami dan atau telah kita lewati tanpa guna. Melainkan ada hikmahnya yang bisa kita ambil. Lalu menjadikannya sebagai bahan pelajaran. Alhamdulillah…saya berkesempatan mengalaminya. -Bubur- Lalu sayapun menuliskannya (mengolah bubur). Semoga ada pesan yang tersirat meski tak tersurat. Lalu orang lainpun mengambil hikmahnya. Semoga bubur yang tersaji adalah lezaaaat rasanya.

@Tersenyum menarik.


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”