Sun Day adalah nama salah satu hari dari…


Sun-Day adalah nama salah satu hari dari tujuh hari yang ada dalam sepekan. Sun-Day adalah hari matahari. Artinya, hari yang tersedia untuk bersinar. Lalu, sudahkah engkau bersinar hari ini, wahai mentariku? Lalu, sudahkah engkau shalat? Aha! Kalimat yang sebelum ini, mengingatkan saya pada masjid. Karena ia suka nampang di plang-plang depan masjid. Contohnya di plang depan masjid Ashyriyah. Ya, masjid tersebut adalah salah satu nama masjid di my home town, Saok Laweh.

Yes! Right. Dulu, ketika saya masih sering lewat di depan masjid Ashyriyah pakai kendaraan umum, maka mata saya selalu terbaca ke arah plang bertuliskan, “Sudahkah Anda Shalat?”. Sebuah tanya yang secara tidak langsung sedang mengingatkan kita pada salah satu ibadah, shalat. Lalu, kalau kita belum shalat, berarti kita mesti segera shalat. Namun, kalau kita sudah shalat? Berarti kita sudah meninggal dong… So, what?

Sekarang, saya on the way to Bandung. Tadi berangkat dari home sweet home “keluarga bahagia” a.K.a Bap. dan Ibu, pada pukul dua belas lebih dua puluh lima menit. Kemudian dengan diantar Uda Faisal pakai motor -m¡ø- warna merah, maka sampailah kita di “Baraya Travel” dua puluh menit kemudian. Lalu, dengan diantar beliau juga, saya bayar tiket. Setelah itu, kitapun mencari lokasi yang ada kursinya, untuk menunggu. Lalu, di depan sudah ada kursi kosong dengan kapasitas muatan untuk empat person saja. Sebelum duduk di sana, terlebih dahulu saya menanyai Uda Faisal, apakah beliau mau langsung pulang? Kesimpulannya, Uda Faisal belum jadi langsung balik, karena beliau bilang, “Mau nunggu saya berangkat dulu”. Ok, lalu sayapun mengajak beliau duduk pula. But, selama lima belas menit tersebut, beliau mengisi waktu dengan berteleponan ria dengan entah siapa di sana ‘on feet’. Yang saya tahu, beliau sangat sibuk sepertinya. Lalu, dalam posisi yang berubah-ubah pula. Dari satu titik ke titik lainnya, beliau berpindah. Termasuk ketika saya menawari beliau lagi untuk duduk dulu. Namun beliau engga mauen. Ai!

Akhirnya, waktu menunjukkan pukul satu siang. Lalu kami para penumpang, dipersilakan untuk menempati kursi yang telah kita pilih. Setelah minta izin dan pamitan pada Uda Faisal, kemudian saya pun bersiap. Bersama para penumpang lainnya. “Terima kasih yaa, Uda Faisal”.

And then, ternyata saya kebagian kursi no. 7. Karena pas ngebooking beberapa hari yang lalu, engga langsung sama nomor kursinya. Wahai, kan biasanya, saya duduknya senang di depan. Yes. Pada kursi yang no. 1! Kemudian saya duduk dengan anggunnya, di samping bapak supir yang loyal, baik, murah senyum dan mengendalikan mobil dengan tenang. Alhamdulillah. Angka tujuh pasti ada maknanya.

Setelah tujuh hari mengisi waktu di home sweet home “keluarga bahagia” a.K.a Bap. dan Ibu, kini saya sedang duduk manis di kursi no. 7. Lalu hari ini kan Sun-Day, ya… Apakah ia juga hari ke tujuh dari semua hari dalam sepekan? Sebenarnya hari yang pertama itu, hari Senin kah atau hari ini, teman…?

‘@-@ [Kini, udah nyampe di Gerbang Tol Pasteur dengan selamat; sehat; semangat; taat. Alhamdulillâhirabbil’âlamîn]


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”