Satu wajah


Satu sosok yang ku kagumi.  Seorang Ibu yang seringkali mewarnai hari-hariku.  Sebuah wajah yang menjadi jalan sampaikan aku ke sini, menjadi seperti saat ini. Satu hati yang hampir dalam ingatanku, beberapa tahun belakangan ini. Satu pribadi yang menjadi teladan dalam hari-hariku. Satu wajah yang menyimpan bermacam-macam sifat, namun berbalut kelembutan. Lebih kurang sejak 4 tahun yang lalu, beliau berkontribusi besar memberi andil dalam perjalanan panjang kehidupanku,  untuk mengukir sejarah di alam-Nya yang indah ini. Melalui beliau pula aku pernah mendengar kalimat bahwa “Kita harus menjadi seorang yang bernilai dan mampu memberi nilai, dalam kehidupan ini.”  Dalam banyak kesempatan, seringkali beliau tidak pula lupa merangkai 3 kata untukku. Beliau meneladankannya padaku. Kata “MAAF”, seringkali mengawali kalimat yang ku dengar dari ucap beliau, setiap kali beliau berkehendak dan memintaku menyelesaikan suatu tugas dan atau merapikan sesuatu. Padahal, semua itu memang sudah seharusnya aku lakukan. Lalu, kata “TOLONG” pun tak pernah absen dari rangkaian kalimat yang beliau sampaikan, mengikuti kata yang pertama tadi. Sedangkan kata “TERIMA KASIH” selalu menjadi penutupnya. Sehingga hanya dengan 3 kata-kata tersebut, beliau membuat aku benar-benar saluuuuut.

Namun, hari ini ku ingin berbagi satu hal spesial untuk beliau. Aku perlu mengabadikan satu sosok wajah beliau di sini, dalam halaman perjalananku. Beliau yang penuh kasih sayang, beliau yang seringkali rela berbagi, beliau yang memiliki bening di jiwa.

Ibu Elly ^^

Ibu Elly ^^

🙂 🙂 🙂

“Terima kasih Ibu, untuk banyak titipan yang Ibu amanahkan padaku.
Terima kasih Ibu, untuk setiap keteladanan yang Ibu biarkan singgah di hatiku.
Terima kasih Ibu, untuk senyuman yang senantiasa Ibu tebarkan setiap kali kita bersama, yang sering kali ku lihat menebar dari wajah Ibu.
Tidak banyak kata yang bisa aku rangkai tentang beliau, selain “TERIMA KASIH KEMBALI” Ibu, atas semuanya.

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”

(Al Quran Surat Al Baqarah: 177)

🙂 🙂 🙂


5 comments

  1. Ibu…
    Semoga Ibu dalam keceriaan saat ini, ya Bu… 🙂

    Ya Allah, titip salam buwat Ibu, 😉

    Ibu, titip salam buwat Bapak, 🙂

  2. 🙂 Jadi makin rindu ama Bunda…

    Saya percaya bahwasannya orang-orang yang menghormati ibunya adalah orang-orang yang berahlak mulia, insyallah 🙂

    Bunda…. selalu indah saat-saat yang kami alami setiap kali kami merindukanmu,
    Semoga Bunda kita dalam keadaan sehat & bahagia ya Mbak Hanila,
    Salam kenal ya..,


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”