Air Mata Bunga


Tetesan bening airmatamu berkata, engkau terluka
Atas apa yang engkau rasa,
Engkau hanya mampu berduka,

Tak peduli di hadapan sesiapa,
Kalau engkau luka, engkau lirihkan di depan mereka,
Karena engkau punya mata, engkau sorotkan pada mereka,

Bunga-bunga segar nan mekar,
Tak sembarang orang dapat memetikmu,
Apalagi menyentuh tanpa izin empunya,
Namun bila ada yang mencoba-coba ulurkan jemarinya hingga tersentuh kelopak jiwamu,
Engkau benari semua sebagai pesan utama,
Bukan karena mereka tak sengaja,
Namun karena pedulinya pada bunga-bunga nan sahaja,

Ia ingin mekarnya jiwa terus terjaga,
Walau raga kelak layu adanya,
Karena itulah bunga meneteskan airmata,
Karena haru yang ia rasa,
Begitu banyak yang peduli padanya,
Ia ingat semua sebagai pertanda,
Bahwa ia pernah ada dan ia benar-benar berharga,

Menyadari itu, bunga segera menghapus airmatanya,
Lalu tersenyumlah ia…
Senyuman paling indah…
Karena ia bahagia bersama mereka,
Mereka yang mampu menyentuh kelopak jiwanya walau sesaat saja,
Namun bunga menjadikannya sebagai pupuk pengolah rasa,

Tentu ia abadikan sebagai cinderamata buat beliau juga,
Ketika mereka sama-sama jumpa keesokan harinya, di bawah tanah yang telah menyatukan mereka,
Karena bunga tak selamanya mekar bersama kelopak nyata nan merekah,
Namun kelopak jiwanya terus bersemi selama-lamanya,

For::: Engkau yang sukses menyentuh hatiku…

🙂 🙂 🙂


    “Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”