Quote

Tidak Tahu Niat Wudhu, Bagaimana?

Tidak Tahu Niat Wudhu, Bagaimana?

Selalu saja. Dapat dipastikan, bahwa ada amalan khusus yang rutin dilakukan oleh orang-orang yang menurut kita istimewa. Apakah amalan khusus tersebut?

Kita, saya, engkau dan siapapun di sana, pasti pernah bertemu dengan seorang yang membuatmu sangat ingin berlama-lama menatapnya. Adakah, engkau menemukan beliau, teman? Atau, ketika bersama-sama dengannya, engkau  merasakan ada kesejukan dan ketenangan. Ya, adem gitu. Rasanya, ingin selalu berada di sampingnya. Kalau beliau adalah orang-orang yang sedang berada di sekitar kita, maunya kita lebih mendekat lagi dengan beliau semua.  Akan tetapi, kalau beliau saat ini sedang berada nun jauh sekali, maunya kita adalah mendekat juga dengan beliau. Saya, seringkali merasakan hal yang seperti ini. Yach, ada sejenis daya tarik yang ia ulurkan, untuk meraih kita menujunya. Ketika pada suatu  masa, ia sedang pergi nun jauh ke ujung samudera. Nah!  Begitu pula dengan beliau yang saat ini ada di sisi, maunya bersama selalu. Seperti tidak terpisahkan. Apakah engkau pun mengalami hal yang seperti demikian, teman?

Beliau yang saya maksudkan tadi, adalah orang-orang yang menurut kita istimewa, tak terbandingkan. Tak tergantikan lagi, bahwa betul beliau special for us. Beliau menjadi istimewa, karena ada amalan tertentu yang seringkali beliau-beliau amalkan. Sehingga, beliau menjadi orang-orang yang istimewa di mata kita. Adapun amalan tersebut adalah berwudu.

Menjaga wudu adalah salah satu amalan rutin yang dilakukan oleh beliau-beliau yang istimewa. Amalan yang menjadi ringan dan mudah untuk dilakukan, bagi sesiapa saja yang gemar melakukannya. Yach, sebenarnya tidak ada satupun yang sulit kalau kita terbiasa melakukan apapun itu. Termasuk berwudu dan menjaganya.  Dengan berwudu, kita akan menemukan kesegaran alami. Terutama pada wajah, akan terasa kesejukan yang segera menerpa, setiapkali kita selesai berwudu. Selain itu, tetesan air wudu yang mengalir pada wajah, kaki-kaki, tangan-tangan, dua lembar daun telinga dan sekitarnya, dan lubang hidung serta rongga mulut kita, akan kembali segar juga. Setelah beberapa lama, ia belum lagi bersentuhan dengan air. Ia adalah hiasan yang termegah bagi hamba-hamba Allah.

Berwudu dan menjaganya, menjadi aktivitas yang sangat menyenangkan, kalau saja kita mau berlatih untuk melakukannya. Ya, siapa yang tidak akan senang melakukan kegiatan yang sudah menjadi hobinya? Siapapun kita, berwudu dapat menjadi kesenangan kita pula, kalau kita melakukannya dengan sungguh-sungguh. Ya, karena segala sesuatu, perlu kita lakukan dengan sungguh-sungguh dimula niat yang terutama. Termasuk satu rutinitas yang ringan-ringan seperti berwudu. Basah-basah yang seringkali kita alami karena berwudu, akan membawa kebahagiaan tersendiri di dalam hati. Karena kita tidak tahu pasti, kapan nyawa kita akan pergi meninggalkan diri. So, dengan menjaga wudu kita menjadi lebih siap mati.

Berwudu dengan segera setelah kita batal, adalah salah satu langkah awal untuk berlatih menjaga wudu. Kemudian segera berwudu lagi setelah kita batal lagi, dan berwudu lagi setelah kita batal lagi dan kalau batal lagi setelah beberapa jam kemudian, maka kita dapat berwudu lagi. Nah! Bagaimana kalau setelah beberapa menit kemudian, kita batal lagi? Ai! Berwudu lagi adalah pilihan yang dapat kita lakukan, agar proses yang kita jalankan dalam rangka mensukseskan latihan menjaga wudu.

Berwudu dan menjaga wudu, sangat banyak manfaatnya. Salah satunya adalah untuk menjaga kebersihan. Teman, pernahkah engkau menyaksikan seorang yang lebih sering terlihat rapi, bersih tampilannya dan wajahnya berseri-seri? Seakan-akan ia sedang berbahagia dalam waktu-waktu yang sedang dijalaninya. Ia seperti terlihat sedang tersenyum, padahal ia engga lagi tersenyum. Pun, sepertinya ia sedang menyapa kita dengan ekspresi yang ia tampilkan, padahal aslinya engga. Waih! Apa yang ia perlihatkan kepada kita dari tampilan lahirnya, membuat kita sangat senang memandangnya.  Adakah yang salah dengannya? Atau ada yang kurang beres dengan kita yang melayangkan pandangan padanya?  Akhirnya, kita bertanya-tanya sendiri. Mengapa, ia menjadi begitu istimewa di mata ini?

Beliau-beliau yang seringkali menjaga wudu selalu ada bersamanya, akan menjadi pribadi yang mengesankan. Banyak kebaikan yang dapat ia sebarkan, berbeda dengan yang sebaliknya. Beliau menjadi lebih mudah mengendalikan diri dan menata emosi yang seringkali datang secepat kilat. Akhirnya, manfaat kembali lagi kepada dirinya. Beliau, menjadi lebih tenang dalam menghadapi apapun warna-warni hari yang datang menghampiri. Dengan demikian, pribadi yang menjaga wudu menjadi lebih terjaga dari apapun juga. Terutama dari sikap yang beliau perlihatkan, apabila kita menyempatkan beberapa waktu yang kita miliki, untuk memberikan perhatian pada beliau.

Pribadi yang senantiasa menjaga wudu, penuh dengan kelemah lembutan. Beliau lembut, namun tegas. Beliau ramah, namun bijaksana. Beliau baik dan berwibawa. Ai! Senangnya, apabila kita dapat meneladani apa yang rutin beliau amalkan ini.

Beliau yang sangat rajin menjaga wudu, akan terlihat dari bagaimana ia dalam bersikap. Sikap yang asli dan tidak dibuat-buat. Semua itu dapat kita tangkap dari nada suara yang beliau alirkan dari dalam dirinya. Apabila beliau bersuara, maka suara tersebut mampu mendamaikan, suara yang  menyejukkan jiwa, suara yang  meneduhkan pikiran seketika itu juga dan mampu membuat kita menyadari, bahwa beliau adalah insan yang istimewa.

Berwudu tidak hanya dapat kita lakukan ketika akan mendirikan salat saja. Namun dalam berbagai kesempatan, kita dapat melakukan amalan yang mensegarkan ini. Ketika kita akan keluar rumah untuk melanjutkan perjalanan, kita dapat berwudu terlebih dahulu. Ketika kita telah kembali dari bepergian, maka sesampainya di rumah kita juga dapat berwudu. Ya, kapanpun saja kita mau. Termasuk juga pada malam hari, ketika kita akan berehat raga ini. Berwudu sebelumnya, dapat mensegarkan lagi wajah kita yang kelelahan. Begitu pula dengan waktu-waktu yang lainnya. Ada banyak kesempatan yang dapat kita manfaatkan untuk segera berwudu. Berwudu lagi, kalau kita sudah batal saja. Kalau masih dalam kondisi wudu, engga usah wudu lagi. Bisa-bisa nanti waktunya habis karena bolak-balik ke kamar mandi, terus, dong… hohooo…

Berwudu dan menjaganya, merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga diri.  Karena dalam kondisi berwudu, insya Allah kita merasa terjaga selalu. Walaupun kita belum menyadari secara langsung, tentang bagaimana manfaatnya. Akan tetapi yakinlah bahwa kita sedang dalam penjagaan-Nya. Namun, ada satu pertanyaan yang perlu kita sampaikan kepada sendiri, buat apa kita melakukan semua ini?

Menjaga wudu, bukanlah aktivitas yang sia-sia. Karena seluruh waktu yang kita jalani selama dua puluh empat jam dalam sehari dan semalam, adalah dalam rangka beribadah kepada Allah, so, bagaimana bisa kalau kita tidak dalam kondisi berwudu setiap waktu?  Ya, kalau kita belum menyadari bahwa sebenarnya kita telah batal, maka kita dapat berwudu lagi saat kita ingat. Bukankah aktivitas ini sangat menyenangkan, teman..?

Berwudu dan menjaganya, akan menjadi sesuatu yang penting apabila kita sudah terbiasa dengannya. Ya, sepertinya ada yang kurang, apabila kita terlupa untuk mengganti wudu. Padahal, sudah waktunya kita untuk berwudu lagi. Memang, tidak mudah mengingati kapan terakhir kali kita berwudu. Namun akan sangat mudah bagi kita untuk berwudu lagi. Kalau kita segera mengingat kapan terakhir kali kita ada di dunia ini.   Sesaat lagikah? Wallaahu a’lam.

Beliau yang gemar menjaga wudu, menjadi lebih teduh pandangannya. Ketika kita berada dekat dengan beliau, seperti sedang berada di bawah sebatang pohon yang rindang. Yes! Ada kesejukan semilir angin yang turut menemani, saat kita bersama beliau. Nuansa alam yang penuh dengan kesejukan, ada di sana. Sesejuk pagi menjelang mentari menebarkan senyumannya. Seperti ini kesan yang kita alami.

Beliau yang menjaga wudu, sangat mudah memberikan penjagaan terhadap siapapun yang ada di sekitar. Karena beliau pun sedang dijaga oleh wudu yang beliau rutinkan. Ai! Kebahagiaan apa lagi yang dapat menandingi, terlebih dari saat-saat kita merasa dijaga dan terjaga? Adakah lagi yang mampu mengusik ketenangan kita dalam menjalani hari? Adakah lagi yang mampu memasuki ruang hati kita, sedangkan penjaganya sedang berdiri di pagar-pagar yang kokoh berdiri. Masih adakah kecenderungan kita untuk melemparkan pandang ke luar dari istana hati ini, untuk mengamati apa yang sedang terjadi di halaman hari? Padahal kita sudah menemukan penjaga hati?  Bukankah lebih baik kiranya, kalau kita kembali memanfaatkan waktu demi waktu yang tersisa ini, untuk segera memperbaiki diri. Sudahkah kita mau dan mampu meneladani beliau yang saat ini sedang asyik menjalani hari bersama para penjaga yang beliau ciptakan lebih dahulu.

Berwudu lagi, lalu berwudu lagi ketika kita batal, memang tidak mudah untuk melakukannya. Apalagi, kalau pada saat yang sama, kita lagi cantik-cantiknya. Yes! Dengan polesan make up yang sedang menebari wajah kita, misalnya. (Bagi kaum perempuan) Ai! Sayang, yaa… kalau akhirnya ia terhapus dan meluntur, hanya gara-gara kita basahi dengan tetesan air wudu. Nanti saja, lah… Belum waktunya salat, ini.  Mungkin begini pikiran yang terhadirkan. Akan tetapi, semoga ini hanya pikiran yang hadir dari saya saja. Sedangkan para sahabat, semoga tidak. Dengan alasan yang terukir jelas, bukankah dengan menjaga wudu, kita merasa lebih tenang dan terjaga selalu… So, walau bagaimanapun keadaannya, semoga kita lebih mudah untuk berwudu lagi, setelah batal.

Berwudu lagi, kalau malam sudah menjelang, memang tidak mudah juga, ternyata. Apalagi ketika cuaca lagi dingin sangat! Seperti yang seringkali saya alami. Ketika malam lagi bertahta di kerajaan gulita, lampu padam pula. Nah, ditambah lagi dengan gemericik air hujan yang perlahan-lahan mulai turun membasahi bumi. Lama kelamaan, semakin deras saja ia. Akibatnya, kondisi tubuh mendadak kedinginan. Kemudian, maunya menyelimuti diri dengan jaket yang super tebal. WaH! Alangkah baiknya, sebelum kita bersembunyi di antara pasukan perehat raga, kita segera meyakinkan diri bahwa kita masih dalam kondisi belum batal wudunya. Nah! Berbeda cerita, kalau ternyata sudah batal, sedangkan kita sudah terlanjur merasakan kehangatan jaket yang baik hati itu. Apa yang kita lakukan? Mau wudu dulu, agar kita merasa terjaga selalu, atau segera terbang ke pulau impian? Dan yakinkah kita akan terbangun lagi beberapa saat kemudian? Ihiiiiy,… alangkah dekatnya maut di hadapan. Tidak dapat kita perkirakan akan kedatangannya.

Berwudu lagi, di sela-sela waktu kita beraktivitas pada siang hari, adalah juga tidak mudah untuk dilakukan. Apalagi bagi kita-kita yang suka berkaus kaki dan bersepatu ria dalam beraktivitas. Tentu akan sangat merepotkan, yaa… Bagaimana proses bongkar pasang itu terjadi. Kalau kita memang sudah berniat, insya Allah bisa. Yes! Tak ada yang tidak mungkin di dunia ini, selagi ada kemauan. Karena selama ada tujuan, jalan juga sedang membentang dengan indah. Ia tersenyum saat kita sedang menempuhnya, wahai teman. So, what are you choosing?

(Lalu, bagaimana sekiranya langkah-langkah yang dapat saya lakukan, apabila saya sangat ingin selalu menjaga wudu dan terus-terusan dalam kondisi berwudu. Sedangkan saya, seringkali ke kamar mandi. Karena senangnya minum air putih yang banyak. Jadi, bawaannya pengen ke kamar mandi terus. Bagaimana… bagaimana… bagaimana ini? Karena saya juga sangat ingin menjadi seperti beliau yang istimewaaa…)

Berwudu lagi dan menjaga wudu, sedangkan kita dalam perjalanan yang jauh. Bagaimana bisa? Sedangkan kita sedang dalam kendaraan, lalu wudu kita sudah batal. Padahal kita selalu ingin dalam kondisi berwudu. Bagaimana kalau kondisinya begini, yaa?

Menjaga wudu dengan baik, adalah salah satu cita yang sangat saya inginkan dapat tercapai. Cita yang merupakan bagian dari proses yang saya tempuh agar dapat menjalani kehidupan ini dengan baik. Ya, agar menjadi lebih baik dari waktu ke waktu. Agar perasaan selalu terjaga menjadi bagian dari detik demi detik waktu yang saya jalani. Yes! Cita ini sedang merangkai indah di relung hati. Ia menyampaikan minat yang sangat tinggi untuk membersamai wudu dalam jangka waktu yang lama. Sehingga, ketika nanti ajal menjemput diri, husnul khatimah menemani. Ya, Rabbana… bimbinglah kami senantiasa dalam menempuhi jalan kehidupan ini, agar menjadi lebih mudah dalam melakukan amalan-amalan kebaikan. Bagaimana beliau-beliau yang istimewa bisa melakukannya? Sedangkan kita adalah sama-sama hamba-Nya yang juga punya cita. Adakah jalan yang dapat kita tempuh, selain berlatih dan terus membiasakan dalam kondisi berwudu?

Berwudu dan menjaga wudu di dunia, dengan sepenuh usaha kita membersamainya. Agar ia menjadi teman kita yang sangat akrab di akhirat nanti. Semoga, ketika alam yang selanjutnya kita tempuhi pula, sinar yang hadir dari bekas-bekas tetesan air wudu pun menebarkan cemerlangnya. Cemerlang yang dapat menjadi jalan bagi kita untuk tersenyum lebih indah lagi. Ya, senyuman yang lebih indah dari hari ini.

Dengan keyakinan dan kesadaran penuh bahwa kita tidak akan selamanya ada di dunia ini. Semoga mempermudah kita dalam menata niat akan segala apa yang kita lakukan setiap saat. Tentang apa yang akan kita lakukan, tentang apa yang sedang kita pikirkan, tentang apapun itu, yang kita rencanakan. Ya, semoga kita lebih bermudah-mudah dalam memaafkan siapapun, dalam kondisi yang bagaimanapun. Semudah kita menggerakkan kaki-kaki ini untuk melangkah menuju meja makan. Karena perutku minta diisi. Hehheee, mari kita bersantap. Yes! Saatnya menikmati menu malam ini. Bersama syukur yang senantiasa menghiasi hati. Seindah kesabaran yang kita tanam dari waktu ke waktu. Semoga…

Saudaraku… Jangan pernah kita menganggap suatu amalan yang tidak disyari’atkan atau amalan keburukan sekecil apapun, kita anggap remeh, karena sekecil apapun amal keburukan, jika kita lakukan, pasti akan memperberat timbangan amal keburukan kita. Sebaliknya, jangan pernah kita menganggap, sekecil apapun amalan yang disyari’atkan Allah swt itu kecil atau remeh, karena sekecil apapun amalan kebaikan, jika dilakukan (tentunya dengan ikhlas dan ittiba’), pasti akan memperberat timbangan amal kebaikan kita.

🙂 🙂 🙂

Mengapa Beliau Istimewa?


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”