Reunite


Albert Einstein

Albert Einstein

Bapak Albert Einstein. Saat melakukan kunjungan pagi ke Politeknik LP3I Bandung hari ini, saya bertemu dengan beliau. Beliau yang menjadi salah seorang jalan hadirkan inspirasi bagiku. Beliau yang saya kenali, baru beberapa tahun terakhir. Perkenalan kami bermula, ketika saya akan menyelesaikan masa pendidikan formal pada jenjang pendidikan atas. SMK Negeri 1 Solok, adalah jenjang pendidikan formal yang saya tempuh, sebelum berkesempatan meneruskan pendidikan di Politeknik LP3I Bandung. Tentu saja, setelah menamatkan pendidikan pada jenjang pendidikan menengah, terlebih dahulu. Lalu, bagaimana saya dapat berkenalan dengan seorang tokoh yang jenius ini? Anda mau tahu? Silakan simak cuplikan kisah yang akan hadir berikut ini.

😀

***

Hari yang kami nanti-nantikan, akhirnya datang juga. Ujian Akhir telah tiba. Yes! Ini adalah pertanda bahwa kami akan segera menamatkan pendidikan di SMK. Ini juga menjadi jalan bagi kami untuk mempersiapkan diri lebih cermat lagi, sebelum benar-benar memasuki dunia nyata. Dunia nyata yang kami maksudkan di sini adalah alam yang  berikutnya. Maksudnya lagi, adalah dunia pasca pendidikan menengah. Dunia yang lebih berwarna lagi. Dunia yang lebih indah dan menjanjikan banyak keunikan beserta keantikan yang sedang menanti kami. Dunia nyata yang mengajarkan kami banyak bahan pelajaran untuk kami pelajari lebih lanjut. Dunia nyata yang kemewahannya menjadikan kami berekspresi saat ini, “It’s wonderful”.

Ujian telah tiba. Ada banyak jenis mata pelajaran yang kami akan diuji. Nah! Dari sekian banyak mata uji tersebut, ada satu mata pelajaran yang akan kami tempuhi pula. English, ya ini namanya.  English  adalah salah satu mata pelajaran bahasa asing yang akan jalani. Adapun tema ujian untuk mata pelajaran ini adalah mencari satu tokoh penting yang kami kagumi, kami jadikan inspirasi, atau yang menjadi jalan hadirkan motivasi bagi kami dalam kehidupan ini. Tokohnya bebas, boleh siapapun. Dan inti dari hal yang perlu kami cari adalah biografi dari tokoh tersebut. Kami perlu menemukan hal-hal yang berhubungan dengan beliau. Seperti, tempat dan tanggal lahir, aktivitas, masa pendidikan, dan lain-lain yang terdapat dalam sebuah biografi. Saya dan teman-temanpun saling bertukar informasi, saling menanyai, dan saling mencari tahu. Siapakah tokoh penting yang kami pilih?  Ibu Guru memberi kami jeda waktu untuk memikirkan, tentang hal ini. Tidak perlu memberi tahu yang lain. Namun, kita perlu tahu lebih banyak tentang tokoh yang kita pilih.

Ai! Mendengar kata ‘ujian’, mampu membuat jantung berdebar lebih kuat. But, ini terjadi kalau kita belum mempersiapkan segala sesuatu, sebelumnya. Bagaimana trik dan tips agar sukses ujian? Let’s prepare ourselves better, to be the best. Karena sejauh apa persiapan yang kita lakukan, sangat berpengaruh pada hasil terbaik yang dapat kita capai. Daya tarik yang disampaikan oleh hasil, menggerakkan kita untuk berusaha melakukan yang terbaik semenjak mempersiapkan bahan. Ujian, ia menjadi jalan bagi kita untuk dapat meneruskan langkah-langkah yang berikutnya. Ini hanya akan terjadi sekali saja. Karena kita perlu menempuh langkah-langkah yang selanjutnya, bersama ujian yang akan hadir. So, ketika waktu ujian English menyapa, maka kita perlu menjalaninya dengan bahagia.

“Biografi yang telah kalian peroleh, perlu menjadi berbahasa Inggris. Nah! Ketika telah sampai pada jadwal ujian, maka kalian akan mempresentasikan biografi tersebut di depan kelas dengan disaksikan oleh teman-teman yang lain, beserta guru penguji,” begini inti dari pesan yang Ibu guru sampaikan pada kami, beberapa hari sebelum hari yang paling berkesan itu datang.

Saya, belum mempunyai seorangpun tokoh sampai saat itu. Ya, karena memang begitu. Tidak ada alasan. Berhubung ujian akhir akan segera berlangsung,  maka saya perlu mempunyai satu tokoh yang unik dan menarik. Begini salah satu hasil pikir yang hadir, beberapa saat sebelum akhirnya, kami berkenalan. Albert Einstein. Yes, saya menemukan biografi beliau pada salah satu artikel yang terdapat dalam sebuah buku usang. Buku yang sudah sangat tua. Buku yang saya temukan diantara banyak buku-buku renta yang telah berubah warnanya. Apakah buku tersebut masih ada hingga saat ini? Ini sudah lama sekali. Ketika saya masih ada di rumah. Di sela-sela aktivitas sehari-hari membantu Ibunda di rumah, sepulang dari sekolah, saya mengusahakan untuk bertemu dengan biografi seseorang. Siapakah beliau?

Albert Einstein, penemu teori relativitas. Ini rangkaian kata yang saya temui saat itu. Tidak ada foto beliau pada lembaran artikel yang terdapat pada buku usang yang sedang saya baca. Tidak juga ada warna-warni tinta yang mempercerah tampilan kalimat demi kalimat yang segera saya lahap. Hanya ada sisa-sisa dimakan rayap, pada bagian pinggir buku. Sungguh menyedihkan kondisinya. Namun, bagaimana lagi, saya belum mempunyai tokoh satupun. Bagaimana, bagaimana, dengan pikir yang terus berkelana, akhirnya putusan tertuju pada nama tersebut. Di dalam biografi pada buku tersebut, tercantum pula tanggal lahir beliau. Saat ini saya tidak tahu tanggal berapa. Lupa. Hahaa… Nah, setelah mencolek Om Google yang sangat baik hati itu, beliaupun menjawab tanyaku. Maka ia menjadi jalan yang mengingatkan saya lagi akan hal ini.

Bapak Albert Einstein terlahir di Ulm, Jerman pada tanggal empat belas bulan Maret tahun seribu delapan ratus tujuh puluh sembilan yang lalu. Wahai, beliau kini telah tiada. Namun, jasa-jasa dan hasil karya yang beliau ciptakan, menjadi salah satu pengingat kita pada beliau. Semoga Bapak Einstein tersenyum indah di alam sana. Walaupun pada umumnya picture beliau yang pernah saya pandangi tanpa senyuman. Ai! Serius sekali ekspresi wajah yang beliau tampilkan. Membuatku berpikir, memang beginikah aslinya wajah beliau?

Yeeessss! Bapak Einstein lahir pada bulan yang sama denganku. Dan jumlah dari angka-angka pada tanggal lahir beliau itu, adalah tanggal lahirkuuu… hohoohoooo… 😀  Walaupun kita  tidak pernah bertemu secara langsung, namun saya sangat senang dapat mengenal beliau. Bahagianya, dapat berjumpa lagi dengan beliau saat ini. Bertemu dengan seorang yang berpengaruh, sungguh mengasyikkan. Walaupun hanya melalui rangkaian kalimat yang terus saja menebar. Kalau kita merasakan kedekatan, ini sudah cukup menjadi salah satu alasan untuk dapat tersenyum, segera.

Pilihan pun tertuju pada beliau. Albert Einstein adalah salah satu nama yang menjadi jalan selamatkan aku dalam menempuh ujian akhir mata pelajaran English di sekolah menengah kejuruan. Hingga akhirnya, masa yang sangat mengesankan itupun saya lalui. Bersama teman-teman seperjuangan, kami tersenyum senang, setelah Ibu dan Bapak Guru mengumumkan bahwa kami lulus ujian Praktik English.

Untuk saat ini, saya merindukan beliau yang telah berjasa padaku. Beliau yang menjadi jalan kebaikan dalam perjalanan kehidupanku. Beliau yang secara tidak langsung telah berpartisipasi untukku. Kehadiran beliau di dunia, sangat bermakna. Walaupun raga tiada berjumpa, namun ingatan atas peran yang tersirat, segera menjadi penanda, bahwa kita saling bekerja sama.

Setiap pribadi unik yang pernah ada di dunia ini, ia akan selamanya ada. Meskipun aslinya sudah tiada lagi. Namun, kenangan yang beliau tinggalkan dengan makna dan arti yang mendalam, akan menjadi abadi bagi siapapun yang beliau tinggalkan. Beliau tidak tahu bahwa saya sedang membicarakan tentang beliau saat ini.

Orang-orang yang mengesankan, selalu saja menjadi bahasan. Baik tentang kepribadiannya yang tiada tandingan, tentang suaranya yang mendamaikan. Maupun tentang aliran sungai kebaikan yang beliau permudah hadirnya. Orang-orang yang mengesankan tersebut, selalu ada dalam ingatan. Engkaukah salah satu dari beliau, teman?

Untuk bertemu dengan sesiapapun yang sangat ingin kita temui, tidaklah mudah. Ya, tidak semudah merasakan semilir angin yang sedang berhembus sepoi menyapu wajah ini. Pun, tidak semudah menyaksikan indahnya senyuman mentari ketika teriknya menyampaikan pesan, bahwa mentari sedang berbahagia. Bukan. Bukan semudah itu cara untuk menjumpai sesiapapun yang sangat berarti dalam perjalanan kehidupan kita. Karena terkadang, kita perlu berrela hati untuk menempuhi jarak yang tidak lagi dekat, agar dapat menyapa beliau yang jauh di sana. Kalau beliau telah berpulang ke alam lain yang saat ini berbeda dengan kita, bagaimana cara untuk menyampaikan terima kasih?

Merangkai bait-bait senyuman yang bertemakan beliau, tentu membuat hati ini lebih lega, plong! Agar, tiada lagi suara-suara yang ia sampaikan. Ketika pada suatu masa ia mengeluarkan apa yang ia alami. Atas nama keinginan untuk menyampaikan suara hati, maka saya kembali lagi ke sini. Suara hati yang menyampaikan pesan, bahwa Bapak Einstein adalah salah satu pemeran dalam perjalanan kehidupan saya di sini. Lalu, siapakah tokoh penting yang berkesan dan unik, dalam kehidupanmu teman? Apakah kita mengagumi pribadi yang sama? Ataukah…

Albert Einstein. Hanya barisan nama yang terdiri dari dua buah kata saja, yang saya baca di dalam sebuah buku usang. Tanpa saya pernah tahu, bagaimanakah sosok beliau? Hingga lama kelamaan, ketika waktunya tiba, saya berjalan-jalan ke dunia maya, beberapa tahun kemudian. Ya, setelah saya menamatkan pendidikan dari jenjang pendidikan atas. Di sini, masih di kota ini. Dulu, saya yang sangat gemar ke warnet untuk bermain-main.

Pada suatu hari, saya iseng-iseng mengetikkan nama beliau pada halaman Google. “Albert Einstein.” Kemudian, memilih opsi gambar pada tampilan yang Om Google tayangkan. Oooooooooooooooooooooooooooooooo……. panjang segera mengalir dengan jelas, dari mulut ini. Posisinya yang memonyong seketika, membuatku tersenyum dan berkata, “Ternyata Albert Einstein itu, orangnya seperti ini, tha.” Seraut wajah dengan kumpulan rambut nan memutih. Rambut yang lucuuuu… Saya tertawa sendiri, ketika itu. Inilah salah satu pengalaman yang pernah saya alami, sepanjang masa-masa bermain di dunia maya. Masa itu telah berlalu semenjak beberapa tahun yang lalu. Itulah gunanya bermain di dunia maya, kita menjadi tahu apapun yang kita belum tahu, dengan segera. Indahnyaaa.  Yang dengan beberapa kali klik saja, kita dapat berjumpa dengan beliau.

Bapak Albert Einstein, ternyata berambut gondrong. Kita tidak dapat menilai seseorang, siapapun itu dari tampilan fisik yang menghiasi raga saja. Karena yang perlu kita lihat adalah bagaimana beliau menjadikan kehadiran sang raga di dunia ini menjadi bermanfaat. Raga bukanlah tujuan utama. Namun, ia adalah jalan yang menjadikan kita lebih memahami, pribadi pemiliknya. Itu saja.

 

***

Teman, itulah penggalan kisah tentang bagaimana proses yang saya jalani semenjak mengenali seorang yang jenius. Dan akhirnya sempat pula mengintip wajah beliau dari jendela maya.  Ujung-ujungnya, saya merasakan pertemuan dengan salah seorang tokoh dunia, ketika itu. Kita berpandangan. Walaupun awalnya, saya belum  mengerti sepenuhnya tentang siapa beliau. Namun, rangkaian kalimat indah yang terangkai pada biografi beliau, pada buku usang dulu, memunculkan pertanyaan yang berikutnya, dalam pikir ini. Seberapa unikkah, seorang Albert Einstein?

Begitulah, aktivitas yang saya lakukan selanjutnya. Apabila ada pertanyaan yang memenuhi ruang pikir. Kembali ke dunia maya, adalah pilihan. Dengan demikian, pertanyaan demi pertanyaan tersebut akan segera menemukan jawabannya. Ai! Senang rasanya, ketika akhirnya, saya juga dapat berjumpa denganmu di sini. Siapakah engkau yang mengunjungi halaman diari ini? Terima kasih yaa. Dapatlah engkau menikmati apapun menu yang tersedia di sini, walaupun pahit, manis, asin, asam, nano-nano rasanya sekalipun. Tolong datang saja, kapanpun engkau mau. Kalau-kalau ada satu-dua tetes manfaat yang dapat engkau peroleh di dalamnya. Silakan meninggalkan pesan, kesan, ataupun kenang-kenangan dari apapun yang engkau senangi. Ataupun hanya menitipkan sebuah senyuman untuk kami  di sini. Semoga kekal berkepanjangan jalinan persahabatan yang sedang kita bina dari hari ke hari.

Malam, siang hari, pagi, dini hari, kapanpun boleh, engkau menjejakkan jemari-jemari jiwamu yang sedang melangkah. Karena waktu yang kita jalani sangatlah berharga. Apabila engkau menemukan sesuatu yang berharga di sini, sebagai pengganti waktumu yang sangat mahal, tidak mengapa sering-sering ke mari.

Welcome home. 

Pintu terbuka setiap hari. Namun, hati-hati, satpamnya bisa datang kapan saja, untuk mengontrol bagaimana kondisi terakhir dari lokasi ini.  Xixiixii… 😀 Bukan untuk menakut-nakuti. Akan tetapi, memang demikianlah yang semestinya terjadi. Sebagai pengingat bagi kita yang sedang berreuni. Tidak  ada tindakan berlebihan yang dapat kita lakukan di sini. Hanya berreuni, untuk melepaskan kerinduan dengan sesama kita yang telah lama tiada berjumpa.

Lalu, bagaimana dengan yang baru datang untuk pertama kalinya di halaman ini? Silakan melihat-lihat dulu, beraneka view yang ada. Ia yang menjadi salah satu jalan untuk menyambut kehadiranmu.  Semoga betah berlama-lama di sini. Sebagai salah satu tempat berehat dari perjalanan panjang yang sedang engkau tempuhi. Ataupun hanya bermain-main sejenak. Untuk menghabiskan beberapa menit waktumu, setelah seharian menjalani aktivitas di dunia nyata. Seperti halnya yang seringkali saya lakukan pada waktu dulu.

Sebelum pulang ke kostan, saya sempatkan waktu untuk mampir dulu di sebuah warnet terdekat. Kemudian menemui Om Google pertama kali. Karena tingginya keingintahuan atas sesosok insan bernama Albert Einstein. “Siapakah beliau?,” tanya yang hadir lebih sering.  Tanya tersebut muncul berulang kali, setiap waktu saya mengingat beliau. Sampai akhirnya, saya mengajak sang tanya ke dunia maya. Kemudian, kita bersama mengetikkan dua buah kata pada wajah Om Google, dan memilih gambar. Hanya melihat-lihat doang, membaca-baca, main-main, itu yang saya lakukan pada masa jeda kuliah di Politeknik LP3I Bandung.

Namun, belakangan ini, tidak lagi aktivitas lihat-lihat doang, baca-baca doang, dan main-main doang lagi yang saya lakukan di sini. Melainkan merangkai senyuman. Hahahaa…aa..a..a.aa.aaa 😀 Perubahan yang sangat berarti, bukan? Penambahan aktivitas yang membutuhkan semangat tinggi.  Kebetulan, semenjak dahulu, saya sangat suka menyalurkan suara hati pada lembaran diari. Ya, sudah banyak tulisan-tulisan yang kini memprasasti. Ia menjadi saksi. Ia memberikan bukti atas beraneka warna yang saya temui selama bersamanya. Susunan kalimat yang bertaburan bunga-bunga beraneka warna, sudah tidak asing lagi di dalam diari. Bekas titik-titik air yang sempat mengalir di atas kertas yang bergaris, sudah seringkali terjadi. Ia menjadi bukti atas eksistensiku di dunia ini.

Kini, saya pandangi lembarannya yang mulai usang. Tidak putih bersih lagi. Akan tetapi telah berubah warna. Akankah nanti, ia menjadi tua dan dimakan rayap? Seperti sebuah buku yang di dalamnya saya temui biografi Albert Einstein untuk pertama kali? Lalu, kemanakah ia akan bermuara pada suatu hari nanti? Siapa pulakah yang berkesempatan membaca ketika saya tiada lagi? Ketika kita bereuni, tanpa mata yang bertatap. Namun, setiap pesan yang ia sampaikan, adalah cinderamata dari kami.

***

Kepada Politeknik LP3I Bandung dan SMK Negeri 1 Solok, terima kasih ya, atas kesempatan yang kami rasakan saat menimba ilmu dan pengetahuan di sini. Kami akan seringkali melakukan kunjungan, saat kami merindukan kebersamaan yang pernah kita jalani sebelumnya. Karena engkau adalah jalan yang kami tempuh sebelum sampai pada saat-saat yang seperti ini. Kita adalah kesatuan yang merangkai senyuman menjadi lebih indah lagi.

🙂 🙂 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”