Waktu Nai sampai di ruangan kelas, disim…


Waktu Nai sampai di ruangan kelas, disimpannya tas di meja belajarnya. Diambilnya buku pelajaran dan pulpen, kemudian mulailah ia menulis. Pikirannya mula-mula sibuk dengan apa yang baru saja ditemuinya di sepanjang perjalanan menuju sekolah. Tetapi lambat-laun, setelah kelamaan berfikir, akhirnya ia teringat seseorang, ya….. betul. Ibunda.

Ibunda adalah sosok yang sangat dikaguminya. Seorang yang telah melahirkannya ke dunia ini. Ibunda yang penuh kasih sayang, penuh ketulusan dan senang membahagiakan sang buah hati tercinta. Ibunda, seorang yang penuh kelembutan. Beliau sangat pintar memasak. Beliau sungguh cekatan. Dalam berbagai urusan rumah tangga, Ibunda seringkali ambil bagian. Tidak hanya mengurusi masalah konsumsi untuk seluruh anggota keluarga yang sangat beliau banggakan, namun juga sampai masalah pendidikan anak-anak. Selain itu, lingkungan rumah juga disulap bagaikan surga yang menyejukkan. Sehingga tiada satupun anggota keluarga yang tidak merasakan kenyamanan dan ketentraman selama berada di istana kecil ini. Demikian pula dengan pekarangan rumah, tertata dengan rapih. Sama halnya dengan kebanyakan Ibunda yang lain, Ibunda Nai mempunyai cita-cita yang mulia. Beliau sangat ingin putra-putri beliau menjadi anak-anak yang berguna di masa depan mereka. Sehingga beliau senantiasa menyampaikan pesan-pesan penting yang sangat bermakna, kapan saja, di setiap kesempatan terbaik. Ibunda tiada pernah alfa menitipkan meski hanya beberapa baris, kepada putra-putri beliau. 🙂 Mengingat Ibunda, alirkan derik kerinduan bagi Nai, terbayang akan desa nan damai. Keindahan sawah, ladang, lereng bukit serta kabutnya yang menawan, gunung Talang yang kehijauan, beserta awan bergumpal ringan, selalu memenuhi jiwa Nai.

Lalu, Nai pun terkenang kepada Ayahanda. Sosok yang penuh kharisma di matanya. Dan Nai pun mulai menuliskan beberapa baris kalimat di buku catatannya. “Ayahanda”, begitu kata yang pertama kali ia tulis. Selanjutnya………

Ayahanda,
bertahun lamanya kita tiada pernah berjumpa,
saat ini Nai teringat kisah kebersamaan kita,
saat kita bersama menyantap sarapan pagi yang disiapin Ibunda,
lalu makan siang bersama pun dihidangkan oleh Ibunda,

Ayahanda,
Ananda berdo’a,
semoga Ayahanda baik-baik saja,
Nai titipkan salam untuk Ayahanda yang jauh di sana,
lewat semilir angin yang bertiup menerpa,
semoga kita senantiasa berada dalam kedamaian jiwa,

Ayahanda,
ketika salam dari Nai telah tiba,
semoga Ayahanda dapat tersenyum ceria menerimanya…..
seperti halnya Nai saat ini yang sedang bergembira,
karena berhasil menyusun rangkaian kata-kata,
tentang Ayahanda dan Ibunda,

Terima kasih Ayah,
terima kasih Bunda,

😀 😆 😀


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”