Teman yang sehati lebih sering saling mengikuti Maunya…


Teman yang sehati, lebih sering saling mengikuti. Maunya lebih sering bersama. Meski kadang memang ada beberapa hal yang membuat mereka belum mau bersama lagi. Namun, bagaimana jadinya hari-hari yang sedang mereka jalani, tanpa sang teman? Ya, mereka akan sangat sering dan saling mengingat. Karena mereka sehati. Saat berjauhan, ini bukanlah alasan untuk belum mau saling bersapaan. Dan tahukah engkau? Meski tiada kata dalam bahasa nan tersuarakan. Namun, yakinlah. Dalam do’a, jalinan pertemanan itu menjadi lebih akrab. Erat.

Saling mensponsori? Yes! Ini adalah jalan lain yang mereka tempuh untuk dapat memberikan yang terbaik. Ini adalah hadiah dari sang teman. Ya, mensponsori tak hanya memberi dukungan dalam bentuk materi. Namun saling menyemangati, memberikan peneguhan jiwa, agar mereka nun jauh di sana, tersenyum pula. Saat sang teman sedang tersenyum. Ya, karena mereka sehati.

Apalagi ketika kesempatan untuk saling berdekatan memenuhi ruang keberadaan diri. Niscaya mereka begitu terharu. Hati yang satu itu, luluh seketika. Meleleh lalu mencair. Kini, mereka benar-benar tersedu. Haru menyelimuti qalbu. Ujung-ujungnya, merekapun tersenyum. Lalu teruskan langkah-langkah bersama. Seraya saling menghayati, menikmati dan menceritai atas kesan dalam kebersamaan. Dan dua kata yang terus mereka pakai adalah “saling memahami”. Karena adanya kesadaran yang terpatri, 😉 “Kita adalah insan, para hamba Allah. Khalifah-Nya”. Kemudian mereka saling berangkulan… Indahnya ukhuwah, telah terbukti. Nyata.

🙂 🙂 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”