Sahabat, tudung berbagi


Terbukti, kita memang sehati… Engkaupun begitu, ternyata.  Sama seperti yang aku pernah alami dulu.  Ya, begitu.  Hanya waktunya saja yang berbeda.  Aku pernah mengalaminya lebih dulu sedangkan engkau sekarang ditimpa olehnya. Iya, kekhilafan itu ternyata juga menghinggapimu.  Apalagi saat sudah deadline begini. Serasa kurang lezat ya, perasaan di hati ketika bersama dengannya.  Apalagi bila hadirnya dibumbui dengan tanggapan yang kurang baik.  Bisa semakin tidak berasa deh, betapa indahnya waktu yang kita jalani saat ini.  Hingga menjadi kurang bermakna-lah ia. Lalu, saat kita sama-sama menyadarinya, engkau hanya menanggapiku dengan senyuman termaniiiiiiiis yang engkau punya. “Ya sudah, tidak mengapa… silakan dilanjutkan lagi, begitu aku bisa memberi tanggapan padamu. (Bukankah saat ini kita masih sama-sama belajar, semoga kita selalu ingat… akan maksud keberadaan diri di sini, untuk bekerja dalam tim yang handal, saling mengisi dan melengkapi, untuk mencapai cita dan tujuan bersama demi masa depan yang semakin baik). “Terima kasih ya, memang kalau sudah tua begini, seringkali khilaf aku”, begitu engkau menyusun kalimat dan engkau sampaikan pula padaku beriringan dengan senyuman yang menebar bebas di wajahmu.  Lalu engkau kembali meneruskan apa yang perlu engkau selesaikan segera. “Upzz dikau prend… padahal aku sudah tahu bahwa engkau masih begitu muda, malah lebih remaja, tidak jauh berbeda usia denganku”, ada-ada saja. 😀

Namun apa boleh buat, takdir mengatakan demikian.  Tenang kawan, aku mengakui bahwa akupun pernah begitu.  Sama seperti dirimu. 😀 Lalu, ia pun sangat ingin membersamaimu saat ini, jalani saja dengan sepenuh hati, sambil menyelami makna yang disampaikannya hingga ke dasar sanubari.  Insya Allah, semua berjalan baik-baik saja. Semoga di waktu nanti ia mulai menjauhi diri-diri kita, sehingga kita bisa lebih leluasa lagi dalam melanjutkan langkah-langkah ini, bersama kebahagiaan tentunya.  Agar semakin mudah dan lancar setiap pijakannya. Aamiin ya Rabbal’alamiin.  Kemudian, kini saatnya kita kembali melangkah maju, manfaatkan setiap waktu yang ada dengan seefektif mungkin, agar kita dapati makna didalam detik-detiknya. Agar waktu yang sejenak setelah detik ini bisa kita tinggalkan bersama senyuman yang menawan, yang penuh pengertian dan kaya akan titik-titik pemahaman. Agar saat nanti kita sampai pada waktu untuk mengenangnya, senyuman pula yang kembali hadir bersama kita.

Begitulah dunia ini tercipta, semua kejadian, keadaan ataupun keberadaan hadir berpasangan.  Ada tua ada muda.  Suatu ketika ingat kadang-kadang lupa, lalu khilaf pula kita.  Nanti kita bertemu malam, lalu esok kembali siang, insya Allah.  Saat ini terang benderang, namun beberapa saat lagi bisa temaram, dan kali ini engkau yang mengalami rangkaian kalimat ke tiga di paragraf ini.  But, it is no problem.  Sudah kodrat kehadiran insan di bumi untuk mengalami masa demi masa yang saat ini datang lalu nanti pergi.  Hadirnya untuk mengingatkan kita agar mau kembali menata fikir, agar kita tak mudah tergelincir.  Mari kita kembali syukuri hadir diri di hari ini dengan saling memaafkan, ya… Karena setiap detik waktunya ada untuk kita nikmati.   So, enjoy aja… Kembali miliki persepsi yang positif untuk menjadi lebih dinamis.  Karena masa kini tidak akan selamanya bersama dengan kita, ketika nanti kita sudah meninggalkannya, ia kan pergi menjauhi.

-Saling memberi dukungan dengan cara-cara terbaik yang kita mampu pastisipasikan, insya Allah mampu menguatkan langkah-langkah kaki dan mengokohkan tegaknya tubuh-tubuh ini. Masih dalam ikhtiar mentafakuri pesan-pesan yang ditinggalkannya, di bawah sejuknya alam.-

🙂 🙂 🙂

“Setiap orang hendaknya memiliki sahabat yang siap membantu meringankan beban dirinya. Pada dasarnya manusia sempurna karena kawannya. Bagai tangan yang lengkap karena lengan dan jemarinya.(Syarif Al Abbas)

🙂 🙂 🙂
di bawah guyuran hujan……. beberapa langkah lagi menuju tempat berteduh, semoga hujan segera mereda…….

🙂 Aamin ya Rabbal'alamiin 🙂

One comment


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”