Dear Mentari


Alhamdulillah, lagi-lagi aku tidak bisa menahan perasaan hatiku. Aku sungguh sedih saat ini. Betapa hatiku tidak mau diajak untuk berkompromi meski sejenak saja. Ya, kondisinya kini sudah sangat mengenaskan. Ia meninggalkan akalku, karena ia sudah terlanjur setia dengan tetesan airmata yang membanjir. Meruah tumpah semuanyaa…. Aaaaaa….. aaaaaa….. Sehingga aku hanya bisa terdiam menyaksikan kebersamaan yang terjalin diantara mereka, kini.

Hatiku begitu sendu, pilu, haru dan entah apa lagi kata-kata yang pantas untuk mengungkapkan tentang gambaran yang ia alami, kini.

Laa Tahzan…

Adalah salah satu judul buku yang pernah aku baca. Buku yang sangat menyentuh, hingga ke relung jiwaku terdalam. Ya, buku tersebut mampu menghiburku sekaligus menjadi pengingat dan penasihat agar aku lebih banyak lagi bersyukur atas segala yang aku terima. Buku tersebut sungguh bermakna. Namun kini, aku begitu Tahzan….

Aku tidak tahu, apa yang terjadi denganku saat ini. Yang aku rasakan hanya, ada ketenangan dan kelegaan mengaliri jiwa ini, saat derasnya buliran permata kehidupan bercucuran di pipiku. Alirannya yang deras, terasa membasahi sekujur tubuhku yang tirus. Sedangkan jiwa, membisikkan sebait pesan: “Yaa Allah, hamba merindukan sesosok hambaMU yang penyayang, shaleh, baik hati, penyabar, kaya hatinya, luhur budi pekertinya, berakhlak terpuji, kaya hartanya, manis, berjenggot tipis, bertaqwa kepadaMU, sedangkan tujuan hidupnya adalah meraih RidhaMU“. Lalu, akupun terlelap. Hanyut bersama airmata menuju muara bernama mimpi.

***

… Keesokan harinya, ketika mentari pagi menyinari bumi…

Dear Diary,

Semoga engkau selalu setia menemaniku dalam mencurahkan isi hati dan perasaan serta pemikiran sampai kapanpun.

Di, saat ini aku sedang merancang masa depanku. Dan aku sedang mempersiapkan diri dalam menyambut masa depan yang paling cerah. Ya, masa depan yang telah menantiku dengan senyumannya yang sempurna.

Di, aku yakin.  Pasti ada seorang hamba Allah yang paling bertaqwa kepadaNYA, yang menjadi calon sahabatku. Sahabat? Ya, beliau yang akan menemaniku untuk melangkah bersama di dunia ini, untuk mengisi waktu yang tersisa dalam meraih RidhaNYA.

Di, dalam waktu yang tersedia hanya beberapa puluh tahun lagi (kalau ajal belum menyapa segera), maka aku berupaya memanfaatkannya optimal. Salah satu cara yang aku lakukan adalah dengan mengisi berbagai kesempatan yang ada dengan mempersiapkan diri untuk menemuiNYA.

Di, saat ini, aku telah membayangkan sosok yang akan menjadi sahabatku di masa depan. Walau memang masih dalam bayangan, namun aku yakin dengan pertolongan Allah. Ya Rabb… perjelas wujudnya dalam nyata. Seperti Yang telah Engkau persiapkan semula. Di, engkau juga ingin tahu kan? Seperti apa bayanganku itu..? Silakan engkau melirik ke arah kiri bagian bawah tulisan ini.

”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”  (Q.S [24]: An-Nuur: 26) baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rizki yang mulia (surga).”   (Q.S [24]: An-Nuur: 26)

Udah liat kan ya.. 😀 Picturenya cantik, kan? Bagaimana menurutmu, Di? Engkau setujukah? Tolong doain aku ya Di… as My Wish …“, Diary menganggukkan kepalanya.

Di, aku sangat mencintai Allah, Rabbku dan Rabbmu juga. Aku sangat mencintaiNYA. ALLAH Yang Selalu ada bersamaku, kala senang maupun tiada…. ALLAH adalah Cinta Sejatiku, selama-lamanya. Di, tolong doain aku ya, agar aku bisa. Karena aku berkata bisa, maka aku bisa!

Di, engkau juga sangat berarti bagiku. So, jangan pernah ikut sedih atas kesedihanku semalam ya. Oia, sekarang kita kembali tersenyum yuuuks?!. Mari kita menyambut pagi yang cerah ini dengan senyuman terindah yang pernah kita miliki. Dan senyuman itu ada saat ini. “Tuuch, liat sang mentari, ia sedang tersenyum pada kita. Wajahnya cantik, yaa…“, Diary pun mengedipkan satu matanya, padaku. Lalu, kami saling berpandangan. Untuk selanjutnya, kami terlihat sedang menatap pada sang mentari yang bersinar cerah pagi ini. Kami saling bertukar tatapan. Untuk berbagi energi.

Wahai Mentari, Engkau Jalan Hadirnya Inspirasi

Wahai Mentari, Engkau Salah Satu Jalan Hadirnya Inspirasi

🙂 😀 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”