Penguat hati, bernama nasihat untuk diri


🙂 🙂 🙂
RFY

RFY

“Bismillahirrahmaanirrahiim,..”

(By: My Brother Own)

“…telah ku terima pesanmu lewat tiupan bayu selatan,.
nimatilah pengembaraan itu”.
“Dimanakah dirimu kini berada?
berbisiklah pada sang bayu,
agar lorong hati ini tak lagi hening mencekam,
agar embun itu tetap berkilau indah di timpa sinar mentari pagi,
agar kerinduan ini tak lagi mendera di senyapnya malam,
di sini, telaga itu masih berselimut indahnya kabut dini hari,
berbisiklah…”
“Ada kisah yang terukir indah, dalam pertemuan, kebersamaan, maupun saat kita berpisah Marya Sy , inspirasi yang terselubung”.
“Hmm,.. [nyengir.com] tiba-tiba saja merasa senang dan gembira, aku tahu kau akan kembali lagi.
awal yang cerah untuk beraktifitas”.
“Sebelum aksara tak lagi bermakna, ukirlah dermaga tujuan itu”.
“Berbaik sangka adalah jalan terbaik”.
“Mencoba menjadi yang terbaik untukmu dan masa depan kita”.
“Syalalalalalala…lalalala..lalala…lalalalala…… hey…senangnya dalam hati… nanananana…nanana….”.
“Sekarang aku bagimu adalah tergantung penilaian dan prasangka saja. Relatif dan teramat simpel”.
“Tertawanku di bongkahan kerinduan, sunyi senyap di tengah gempita pesta-pora para pemuda”.
“Hari-hari yang melelahkan itu akhirnya berlalu jua. Kembali berhabis masa dengan rutinitas dalam lembar baru kehidupan”.
“Hmm,.. dengan saling memahami semua akan terasa indah, maaf atas kekurangan yang ada”.
“Apakah kita akan selamanya larut dalam balutan kecewa dan kesedihan?
apakah hidup kita akan berakhir ketika tidak lagi bersama? Tidak juga..
mungkin (dan memang begitu) sekarang kita miliki jalan hidup yang terpisah,
menjalani garis kehidupan yang telah dilukiskan untukmu, demikian jua diri ini. Sekarang apakah kita rela/tulus/yakin serta ikhlas menjalani apa yang sudah ditetapkan untuk jiwa dan raga ini?”.
“Tak kan pernah henti kuucapkan terimakasih pada canda yang telah menyatukan hati kita.  Segala Puji bagi Allah yang telah meneteskan kasih sayang di antara kita. Yang telah mengatur hidup ini sedemikian rupa. Hingga mempertemukan hati ini. Aku mencintaimu. Aku selalu ingin mendengar tawamu. Aku ingin mendampingi hatimu sampai akhir hayatku”.
“Mari kta pelajari/renungkan tentang apa yang kita alami sekarang.  Kita harus selalu ingat bahwasanya kehidupan dan takdir bukanlah kita yang menentukan/memastikan. Tugas manusia adalah berusaha dan berdo’a, berpasrah dirilah padaNYA. Usah meratapinya, karena apa yang telah terjadi bukanlah kesalahan kita semata. Ingat, dari awal telah ku katakan, takdirlah yang membatasi langkahan kaki kita”.
“Semoga bisa jadi saat-saat yang tepat untuk saling belajar.  Saling menerima kekurangan satu sama lain dalam artian yang sesungguhnya.
“Antara aku, kau dan sebuah nama”.
“Antara kau, aku dan sebuah prinsip”.
“Tiba-tiba saja ku menjadi rindu akan tawa renyahmu”
“Sayang kelopak mata ini masih tak bergeming, coba merayu dengan berkunjung ke alam kenangan. Moga terlena”.
“Hmm, raga ini terlalu letih untuk menemani gelindingan semangat yang menggebu”.
“Bila hatiku sedang rinduuuu…”
“Dimana, dengan siapa, sedang apa?”
“Hmm,….
kembali tertawan di lorong waktu,
entah di mana letak akhirnya,
titik pelitapun tak kelihatan sebagai pertanda bahwa lorong ini miliki ujung, masih terlalu jauh, mungkin??!!”
“Hari yang cerah. Waktunya bekerja untuk sesuap nasi dan sebongkah berlian. Tetap semangat……….”
“Hey…kelopak mata bertautlah, halangi sang retina dari tiap kilatan cahaya, agar raga ini tak lagi letih di hempas putaran waktu. Sudah saatnya tunduk dan takluk pada sisi kemanusiaankoe, istirahatlah !!!”
“Mentari saja tunduk dan takluk diterkam waktu. Kononlah hamba yang dhaif ini. Sunnatullah”.
“Menyengat sekali panas mentari siang ini. Jadi teringat satu tempat yang penuh dengan semilir angin sepoi-sepoi,.. Hmmmmmmmmmmmm…..”
“Hmm..
pagi yang indah dengan semilir sepoi anginnya,
sedikit kabut dan awan kelabu yang berarak di langit negeri ini,
serasa di kaki pegunungan saja, hehehe”.
“Istirahatlah retinaku. Esok masih ada rutinitas yang jauh lebih penting”.
“Bongkahan itu masih terlalu kokoh untuk ditaklukkan”.
“Masa depan yang cerah selalu tergantung kepada masa lalu yang dilupakan,
kita tidak dapat hidup terus dengan baik jika tidak melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu. Belajarlah untuk memahami betapa indah dan nikmatnya sakit hati dan kegagalan masa lalu itu, hmm”.
“Mencoba untuk berdamai dengan sang malam dan mata ini, Hmm,…”
“Perjalanan masih panjang dan berliku, jua melelahkan. Sanggupkah kau bertahan untuk sesuatu yang belum pasti? Hmm…. onak dan duri masih tetap setia di sepanjang jalan menuju masa depan. Tawakkallah… menghiburdiri.com”
“Wudhu telah menyegarkan semuanya. Berkeluh kesah padaNYA tentang semua rasa yang mendera, tentang salah dan khilaf, serta dosa yang telah terpatri di lembar masa lalu. Hmm,.. membalik lembar gelap masa silam untuk menjadi yang lebih baik di masa depan. Tahjjudlah saudara/i seaqidahku”.
“Pikir itu pelita hati? Hmm,..”
“Kelu dan tak mampu untuk bertutur lebih jauh lagi,
tercekat dalam canda penuh tawa,
sepi di keramaian insan yang tengah berlalu lalang,
terpaku tatap tanpa gerak di pemberhentian tak bertuan,.”
“Maaf atas salah dan khilaf yang telah tertunaikan, tetaplah berjalan di rel-NYA.
dan semua akan baik-baik saja.”

🙂 🙂 🙂

Ciri khas beliau adalah hmmmmmm….- nya ini , hehehee. I miss you my brother”.

🙂 🙂 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”