Sahabatku… Kini wajahnya terlihat berubah. Karena baru saja ia telah menyulapnya, dengan berbahankan airmata saja. Wahai, sangat mudah ia menangis. Apabila ia berhadapan dengan ketidaklembutan.
***
Kini, ku pandang wajahnya lekat. Merah masih tersisa di sekitar matanya. Meski bulir-bulir mutiara kehidupan sudah mulai berkurang. Namun, ia masih tersisa. Di kedua pelupuk mata itu, mutiara sedang mengintip. Dan ia siap untuk kembali menebar,… kapanpun ia mau.
Sahabatku… , yang sabar yaa. Yakinlah pada janji-janji-Nya.
“…Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain), dan hanya kepada Tuhan-mulah engkau berharap”. (Q.S. al-Insyirah:7-8)
Ya, teruslah dalam urusan-urusanmu. Bergerak dari satu urusan menuju urusan yang lainnya. Intinya, tetaplah melangkah. Lalu hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap. Hal ini mengajarkan pada kita untuk bertawakkal. Sehingga, semua terserah pada-Nya. Dengan demikian, engkau pun kembali dalam suasana teduhmu, wahai sahabat jiwa.
@terus…