Wahai sahabat Adakah engkau menyadari Semua kisah ini…


Wahai sahabat. Adakah engkau menyadari? Semua kisah ini adalah tentangmu. Ya, engkau yang pernah mengenyam aneka rasa dalam kehidupan. Tentang engkau yang mendambakan masa depan yang lebih baik. Pun, tentang engkau yang menjadi mentari dalam perjalanan ini. Ketika siang menyapa, engkau menyinarinya dengan tulus hati. Epz! Dari terbitnya fajar, engkau sudah bersiaga penuh. Mantap!

Wahai sahabat. Semua ini adalah kumpulan semangat yang engkau hidupkan. Hingga akhirnya, ia menetes ke sini, setetes demi setetes. Terima kasih ya, untuk kesediaanmu menjaganya. Meski malam telah menjelang nanti. Karena engkau tidak hanya mentari. Namun, engkau pun rembulan di taman hati. Nan bersinar atas kerelaan mentari untuk memantulkan sinarnya. Mentari itu adalah engkau. Lalu? Tersenyumlah, karena engkau sedang berbuat untuk kebaikanmu. Darimu, untukmu.

Wahai sahabat. Terkenangku padamu, selalu. Ya, engkau yang pernah hadir dalam upaya memoles haru di wajahku. Ketika itu. Namun kini, saksikanlah senyumanku. Ia menebar untukmu. Ia sedang mencarimu. Untuk sampaikan seberkas dokumen yang telah ia rekap. Ya, dokumen yang berisi sejarah tentangmu. Engkau ada di mana?

Wahai sahabat. Tempatmu adalah tempat yang terbaik. Di manapun engkau berada saat ini. Maka nikmati waktumu bersamanya. Kelarkan masamu selama masa kontrak. Karena…Allah Memilihkannya untuk engkau manfaatkan.

@mentari vs rembulan


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”