Dari semalam hingga detik ini ^^


 

 

Time Travel

Time Travel

Astaghfirullaahal’adziim…. semalaman tadi kita tiada belajar.  Karena terbuai oleh fikir yang terus menerawang.  Hingga akhirnya karena kejauhan perginya sang fikir, kita terduduk lemah tanpa daya.  Tiada mampu lagi raga berkutik.  Padahal jam baru menunjukkan pukul 09.00 WIB.  Sudah malam ya.. ?  😀  Eh, belum terlalu pula.  Lalu, apa yang kita lakukan dalam waktu selanjutnya?  Bersama selalu indah ya… banyak kenangan yang hampir di ingatan untuk kita pecahkan bersama.  Untuk menjadikan kita kembali berfikir lebih jauh.  Dan ternyata, waktu berikutnya kita habiskan juga untuk berfikir.  Mengenangkan kisah perjalanan yang sedang kita tempuhi. Terlebih lagi yang sudah lama kita tinggalkan dalam waktu yang sudah-sudah.  Alhamdulillaahirabbil’alamiin …  sudah jauh perjalanan ini kita tempuhi, telah banyak rasa yang kita alami, pun tiada pernah lupa kita bertafakur dalam setiap kesempatan yang datang menghampiri.  Ketika kita kembali teringati akan keberadaan diri.  Ya.  Begitu kita selalu,  tidak mau bersikap yang tidak perlu.  Bahkan, waktu kita yang telah berlalu tadi malampun hanya sejenak dalam tawa.  Sisanya dalam renungan terdalam.  Hanya diam.  Tiada lagi airmata itu.  Apakah ia telah begitu terkuras habis  di waktu yang lampau?  Atau sebagai salah satu upaya pengiritan untuk cadangan persediaan di esok lusa? 😀  Yup, pasti!  Karena ia adalah penghias jiwa.  Peneduh tatap, saat alirannya berurai deras tiada henti di suatu kesempatan itu datang.
Lalu, kini kita kembali belajar dari alamnya.  Berawal sejak tadi sebelum subuh benar-benar terjaga dari lelapnya, kita terbangun sudah.  Subhanallah… betapa dekatnya Allah subhanahu wa ta’ala dengan kita.  Harap peluuuuukk-Mu.  Damai.  Meski temaram masih menyisakan pesonanya, namun kita telah di sapa olehNya.  “Wahai hambaKU, bukankah semalam sebelum engkau benar-benar terlelap, engkau telah berjanji untuk memulai mengerjakan tugas-tugas itu?  Kini telah datang waktunya, segeralah berbenah.   Angkat selimutmu lalu duduklah dengan tenang …. “, sebuah sapaan yang kita  rasakan mengaliri seluruh nadi.  Ya Rabb… meski kita belum sanggup menatapNya, pun belum mampu kita menyapaNya dalam tahajjud, karena kita perempuan.  😀  Ada jeda sejenak. Namun, kita senantiasa meyakini, tidak satu jalan ke Roma. Masih ada banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meninggikan AsmaNya, masih ada ibadah lain yang bisa kita dayakan, mengoptimalkan Dzikrullah, tentramkan jiwa.  Hingga detak jantung yang sejak tadi tidak mampu menyesuaikan diri,  kini semakin menggebu.  Kuat hentakannya membuat kita tiada mampu berucap sepatah katapun.   Lalu, diam kembali menyelingi wajah tanpa ekspresi.  Airmata ini seakan tiada bersahabat lagi.  Ia sembunyi di kala kita diliputi haru.   Ya, semakin yakinlah kita bahwa airmata tidak berarti sendu, begitu pun dengan sedih tiada mesti dilambangkan dengan derasnya uraian airmata.
Mmm …. hikmah selalu ada di mana-mana.  Maknanya perlu kita tangkap dalam sekejap datangnya.  Karena ia tidak pernah datang lagi untuk waktu yang kedua kalinya dalam masa yang berbeda.   Ya.  Belajar setiap detik itu sangat menyenangkan. Subhanallah, indahnya menyapa ilmu bersama harapan yang terukir dari dalam hati sanubari.  Mencerahkan hari-hari yang sedang kita jalani kini. Hingga akhirnya pagi benar-benar menjelang.  Ditandai dengan hadirnya mentari  yang bersinar ceria, kita pun terbawa bahagia di bawah tatapannya.  Lalu, kini saatnya kita kembali menyampaikan senyuman teeerindah yang kita punya, sebagai sebuah persembahan untuk alamNya yang penuh anugerah ini.  Bersama-sama yuukzz  🙂 🙂 🙂 Siiiip.  Hayo…  lebih segar kan, ya… ketika kita menghiasi wajah ini dengan senyuman.  Senyum lagi ah,  😀 .  .  .  😀 .  . .  😀 biar makin segar wajah kita. Upz! sudah… sudah … bukankah sesuatu yang berlebihan itu dapat mengakibatkan ketidakmanfaatan?  Mubazir kata orang tua.  (Jadi ingat pesan nenek;  kalau melakukan sesuatu, secukupnya-tidak berlebihan.  Bicara secukupnya, kalau bercanda secukupnya, kalau bergaul pun secukupnya… agar hati kita senantiasa terjaga).  Coz, sungguh! Really… sepenuh hati, seluruh rasa, sebanyak-banyaknya pengorbanan tercipta.  Hingga penuh perjuangan ini terasa di hati, hanya dengan satu tujuan, demi mempertahankan kebeningannya.  Pun, hingga saat ini kita teruuuuss saja membawanya.
Lalu, saat kita tiada berusaha menentramkannya, apa yang akan terjadi… ?  Wallaahu a’lam bish shawab.  Ya Rabb…. semoga kita senantiasa istiqomah di jalan yang di ridhai olehNya.  Semoga detik yang sedang kita jalani saat ini membawa satu pelajaran untuk dapat kita maknai.  Hingga akhirnya kita dapat memetik ilmu yang disampaikan olehnya.  Agar segera kita  genggam lalu kita bawa melangkah menuju masa depan (satu detik setelah ini).  Aamin ya Rabbal’alamiin. Sudah dulu ya, karena sudah tiba pula saatnya kita berangkat ke sana, untuk belajar lagiii ….  😀 Kalau nanti kita pulangnya lama, berarti perjalanan yang sedang kita tempuh sedang jauh-jauhnya, hingga belum bisa beristirahat untuk memprasastikannya di sini.  Namun, kita sedang optimalkan usaha ini, agar dapat datang lagi… Semoga kita selamat dalam perjalanan,  dan segera kembali di sini, suatu saat nanti.  Insya Allah. 🙂 Hayuuu, kita kembali melangkah, … Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakatuh,
🙂 🙂 🙂

“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”