Mari Kita Piknik Bersama Mentari


Dream Picnic

Dream Picnic

Ketika hati berasa tak tenteram, mari kita melangkah lagi. Mari kita telusuri jalan-jalan yang membentang indah di alam-Nya nan megah. Wahai teman, dengan melakukan perjalanan, maka kita dapat menemukan hal-hal baru yang indah-indah. Piknik? Hayyyyuuu. 😀

Salah satu tempat yang sangat ingin saya kunjungi adalah kebun teh. Mengapa kebun teh? Karena saya membayangkan, kehijauan yang membentang sungguh luas, lebar dan menghampar bak permadani, lembuuut saat dipandang. Kebun teh, berada di sekitarmu, sepertinya sungguh menyejukkan.  Apakah betul demikian?

***

Bersama tanya yang belum terjawab, tiba-tiba mentari pagi menghampiriku. Ya, mentari menyampaikan sapaannya lewat terpaan terik di bagian pipiku sebelah kiri. Hangat. Seiring dengan hadirnya angin yang bertiup sepoi, sang mentaripun berkata,:

“Wahai, tidak inginkah engkau sepertiku, teman? Ya, aku yang bebas. Aku yang menjadi jalan hangatnya bumi kembali, dengan terpaan sinarku yang unik dan berarti. Aku yang bebas berekspresi, tersenyum, menyinari, menebarkan terang benderang, meskipun sesekali aku tertutup awan. Namun, tidak lama kaann? Buktinya, saat ini aku cerah menerangi bumi….”

“Wahai teman, tidak inginkah engkau belajar dariku? Ya, belajar tentang bagaimana cara untuk mensyukuri anugerah dari-Nya. Belajar tentang bagaimana cara untuk berdamai dengan kebebasan yang menaungi. Ya, aku bahagia dalam memberi, karena aku yakin bahwa hadirku bermakna. Meskipun perlahan namun pasti, aku terus bergerak berevolusi. Aku menikmati detik demi detik waktuku, karena yakinku Ada Yang Membimbingku dalam melanjutkan pengabdian ini. Dia Yang Selalu Ada bersamaku, Dia (ALLAH) Yang Maha Dekat, dekaaat…”.

“Wahai teman, tidakkah engkau mau belajar dariku, tentang makna berbagi, tentang gerakan yang sepenuh hati, mengisi hari dengan semangat tinggi. Untuk menjalankan bakti diri dengan terus bergerak… bergerak… kemudian bergerak lagi. Kehadiranku untuk membawa perubahan pada semesta alam, agar ia tak selamanya dalam kegelapan. Agar dapat menerangi siangmu. Ya, bersamaku engkau menemui siang.  Aku yang bersinar ceria sangat cerah di sepanjang masa yang ku temui.  Aku yang menerangi dengan izin dari-Nya, atas limpahan cahaya dari-Nya yang terang benderang. Untuk menyampaikannya padamu pula. Ya, bersamanya ada kekuatan yang terselip, meski tak tampak mata.  Aku yang akan terus bersinar untuk memberikan kesegaran pada alam tempatmu berada kini.”

“Wahai teman, lihatlah… kebun teh yang sedang engkau bayangkan itu adalah juga berada di bawah sinar baktiku. Ai! Klorofil pada dedaunan yang menempel pada batangnya, adalah hasil fotosintesis dengan bantuanku. Upz! Aku bahagia dapat bermakna. Ini semua karena Cinta-NYA pada kita. Mari kita bertemaaaan. Mari kita piknik berbarengan.”

(… beberapa saat kemudian, terlihat kami sedang asyik berpandang-pandangan, ai… so sweet, beautiful… )

🙂 🙂 🙂


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”