Alhamdulillâhirabbil'âlamîn Akhirnya alam pun menangis tersedu Setelah beberapa…


Alhamdulillâhirabbil’âlamîn…
Akhirnya, alam pun menangis, tersedu…
Setelah beberapa waktu yang lalu, ia bermuram wajah. Dingin!
Brrrr….
Ai! Suasana yang mengingatkan saya pada alam Bandung, tepat 5 (lima) tahun yang lalu. Yes! Tanpa terasa, sudah lama juga saya merantau yaa. Ai! Jemari tangan kanan ini, kalau saya angkat mengembang, lalu melambaikan telapaknya padamu, maka sempurnalah gemulainya. Karena semuanya berpartisipasi untuk mengambil peran detik ini. 😆 … Ia bernama, lambaian persahabatan, pada awal tahun ke – 6, wahai teman…

Detik jam terus berganti, berdentang, mendenting, memecah sunyi…
Dalam sepi, ku sendiri, mengenangkan perjalanan ini…
Terlarutku dalam pesona alam siang ini…
Cuaca, memelukku erat, mendekapi…
Brrrr…
Dinginnya, lagi-lagi ku menyapa sunyi…
Gemetar bibir ini, merasai…
Menikmati…
Menyeruput kesejukan nan menemani…
Indahnya terasa dalam hati…

@ Dear Mentari . . .
Meski begini, engkau tetap ku hargai.


“Pesan-pesan positif dan konstruktif, sangat berguna demi masa depan kita”